Tahun Baru, Harga BBM Turun

Rabu 23-12-2015,00:00 WIB

       Pemerintah, lanjut Komaidi, punya kepentingan untuk mengumpulkan dana ketahanan energi karena kontribusi yang diberikan selama ini tidak selalu kembali ke sektor migas. Padahal, setiap tahunnya sektor itu menyumbang antara Rp 300-450 triliun. Tetapi, infrastruktur energi belum berkembang secara signifikan.

’‘Supaya nanti ada dana untuk membangun kilang, atau menambah jaringan gas. Karena kalau duit sudah masuk APBN lagi, susah balik untuk sektor migas,’‘ jelasnya.

Rupiah Kuat 

       Kemungkinan harga BBM turun kian besar seiring tren penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).Ekonom Senior Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto mengatakan, kondisi internal maupun eksternal saat ini memang sangat kondusif bagi penguatan rupiah. \'Ada banyak sentimen positif yang mendukung,\' ujarnya saat dihubungi kemarin (22/12).

       Menurut Ryan, faktor internal dan eksternal itu memberi dampak jangka pendek hingga jangka panjang. Untuk penguatan jelang akhir tahun ini, Ryan menyebut karena faktor hilangnya ketidakpastian setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed menaikkan suku bunga. Langkah yang sudah diantisipasi itu membuat pelaku pasar lega.

       Untuk jangka menengah, kata Ryan, rupiah akan mendapat angin dari perbaikan ekonomi pada awal 2016 seiring mulai terasanya dampak delapan paket kebijakan ekonomi yang sudah dirilis pemerintah maupun paket kebijakan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). \'Hampir semua sepakat jika akselerasi pertumbuhan ekonomi 2016 akan lebih oke dibanding 2015,\' katanya.

       Sementara itu, pada jangka panjang, penguatan rupiah terhadap dolar AS akan terbantu oleh berlakunya mata uang Tiongkok Yuan atau Renminbi sebagai mata uang internasional pada Oktober 2016, setelah masuk ke dalam special drawing rights (SDR) Dana Moneter Internasional (IMF).

       Posisi Tiongkok sebagai partner dagang utama Indonesia, membuat pelaku usaha Indonesia yang mengimpor produk dari Tiongkok bisa membayar langsung dengan Yuan, sehingga kebutuhan dolar USD untuk impor akan berkurang. \'Dengan begitu, rupiah terus mendapat sentimen penguatan,\' ucapnya.

       Dalam beberapa hari terakhir, mayoritas mata uang global memang menunjukkan penguatan terhadap dolar AS. Namun, dibanding mata uang lain, rupiah menunjukkan penguatan yang lebih signifikan.

       Di pasar spot, data Bloomberg menunjukkan rupiah kemarin sempat mencapai level terkuat di 13.565 per USD, sebelum akhirnya ditutup di level 13.671 per USD, menguat 137 poin atau 0,99 persen. Penguatan itu merupakan yang terbesar di antara 13 mata uang utama di kawasan Asia Pasifik.

       Adapun data Jakarta Interbank Spot Dollar Offered Rate (Jisdor) yang dirilis Bank Indonesia (BI) menunjukkan, rupiah kemarin ditutup di level 13.615 per USD, menguat signifikan 257 poin dibanding penutupan Senin (21/12) yang di level 13.872 per USD. Posisi kemarin merupakan level rupiah terkuat sejak 12 November 2015.

       Sementara itu, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan jika pergerakan nilai tukar tahun depan akan didorong oleh banyaknya faktor positif. Faktor tersebut berasal dari domestik maupun global yang akan menyebabkan nilai tukar rupiah stabil.

       Dia mengungkapkan, faktor global antara lain kenaikan suku bunga AS dan arah kebijakan AS yang semakin jelas akan mendorong nilai tukar ke arah positif. 

‘‘Itu globalnya positif dengan statement Fed kemarin bisa lebih kondusif ya dari pergerakan nilai tukar banyak faktor positif yang mendukung nilai tukar yang stabil,’’  ujarnya.

 

                Dari sisi domestik, lanjutnya, inflasi tahun depan masih akan terkendali di kisaran 4,4 persen dan defisit transaksi berjalan di kisaran 2,6 persen dari PDB. Selain itu, stimulus fiskal dari berbagai paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk percepatan pengeluaran anggaran belanja modal kementerian dan lembaga.

Tags :
Kategori :

Terkait