Longsor di Batang Asai dan Pauh
JAMBI – Minggu (10/1) lalu, Jalan menuju Kecamatan Batang Asai dan Kecamatan Pauh tertimbun longsor. Jalan itu merupakan jalan utama menuju 12 Desa di dua Kecamatan itu. Meski sudah empat hari, belum ada Pemerintah Kabupaten Sarolangun untuk memperbaikinya. Untuk mendapat perhatian, Kemarin (13/1), warga Kecamatan Batang Asai melapor ke DPRD Provinsi Jambi.
Arios, warga dan juga seorang guru di Kecamatan Batang Asai, mengatakan, kondisi jalan sekarang tertimbun longsoran. Mobil tidak bisa masuk. Sementara motor sangat kesulitan untuk menggapai tujuan.
“Sekarang masih dibiarkan seperti itu,” kata Arios, yang mengajar di SDN 154 Desa Batu Empang. Longsor terjadi di Jalan Gerabak, yakni, daerah yang akan menghubungkan tujuh desa dan di Kecamatan Pauh lima desa. Tujuh desa yang sekarang terlihat terisolasi lantaran longsoran itu adalah Muara Talang, Batin Pengambang, Tambak Ratu, Sungai Keradak, Batu Empang, Simpang Narso, dan Bukit Berantai.
“Jadi tujuh desa itu sekarang sulit dijangkau, beli garam saja susah,” katanya. Di tujuh desa itu dihuni 1000 Kepala Keluarga (KK). Aktivitas belajar di sekolah-sekolah di sana terhenti. Sebab, guru-guru merupakan warga Jambi yang berasal dari luar desa tersebut. “Sekolah terganggu, guru dari luar desa semua. Sementara akses ke sana terputus. Kami ingin minta Pemerintah untuk membatu membereskan tanah longsoran,” paparnya.
Ketua Komisi III DPRD Provinsi Jambi, Hilalatil Badri, yang dtemui di ruang Komisi III DPRD Provinsi Jambi, mengatakan, alat berat akan diterjunkan ke dua Kecamatan itu. Alat berat tersebut adalah Eskavator dan Dumtruk. “Ada dua titik yang sekarang dalam kondisi rusak berat, alat berat kite kerahkan kesana, ” kata Hillal.
Hilal mengatakan, Dewan juga sudah memanggil dinas terkait untuk mengatasi longsor tersebut. Menurutnya, jalan tersebut adalah jalan milik Provinsi Jambi yang panjangnya 18 Kilometer. “Dari Pekan Gedang ke Muara Talang 18 Kilo, yang longsor itu berada di kawasan itu,” ungkapnya.
Kecamatan Batang Asai dihuni oleh 1000 KK, sedangkan di Kecamtan Pauh diperkirakan mencapai 1.500 KK. “Orang masuk susah, orang keluar susah. Dan kendaraan roda empat hingga roda dua tidak dapat melalui jalan tersebut,” pungkasnya.
(fth)