JAKARTA - Perkembangan ekonomi dan bisnis saat ini telah bergeser dari ekonomi yang bertumpu sumber daya alam ke ekonomi yang berbasis ilmu pengetahuan dan kreativitas.
Hal ini di sampaikan Sutan Adil Hendra (SAH), Senin (15/2) ketika memimpin rapat pengembangan ekonomi kreatip di komisi X DPR RI.
“Ekonomi kreatif bertumpu pada manusia yang memiliki ide, bakat, gagasan ataupun talenta yang bernilai inovasi. Inilah yang melahirkan potensi ekonomi,” jelas SAH.
Menurut anggota Fraksi Gerindra itu, Indonesia banyak memiliki potensi ekonomi kreatif seperti, desainer berkelas dunia, seniman, arsitek, artis panggung, musisi yang cukup mendunia.
Di sisi lain menurut tokoh yang berlatar belakang pengusaha ini produk-produk khas Indonesia seperti batik, songket Palembang, Patung Bali, Mebel Jepara maupun kerajinan tangan Papua juga sangat laku di manca negara.
“Melihat begitu besarnya potensi ekonomi kreatif bagi peningkatan daya saing ekonomi Indonesia. Maka sudah sepantasnya pemerintah memberikan perhatian khusus melalui kebijakan yang terintegrasi satu sama lain,” jelasnya.
Selama ini kata SAH, potensi ekonomi kreatif kita berjalan sendiri dalam skala lokal tanpa ada upaya memadukan serta mensinergikan agar usaha kreatif ini besar dan berdaya saing. Seperti pemerintah bantu dalam hal jalur, pelatihan teknologi, modal, promosi, distribusi.
“Kalau kita mau jujur seperti ukiran Jepara malah masuk ke dalam katalog promosi perdagangan di Taiwan, India, dan negara Eropa, perajin kita yang bikin. Mereka dapat keuntungan yang lebih besar dari kita,” terangnya.
Artinya, dalam penilaian SAH kita kurang strategi membuat promosi yang terintegrasi, Malaysia saja punya badan khusus untuk promosi produk UKM mereka.
“Jadi saya minta ke depan pengembangan ekonomi kreatif kita agar lebih terarah dalam membesarkan pelaku usaha kreatif ini,” tandasnya.
(dez/adv)