Harga Naik 10 Persen Wajar

Senin 23-05-2016,00:00 WIB

 

Sedangkan OP daging sapi kemungkinan baru akan dilaksanakan beberapa hari kedepan menunggu kiriman daging impor dari Australia. Daging sapi tersebut nantinya didistribusikan untuk daerah yang setiap tahun membutuhkan pasokan banyak, seperti Jabodetabek.”Saya belum bisa bilang jumlahnya karena barangnya belum ada masuk,” tukasnya.

 

Gardjita mengaku sudah meminta asosiasi-asosiasi untuk mengimbau seluruh anggotanya agar jangan menimbun barang selama Ramadhan karena akan mengganggu stabilitas harga.”Kami akan pantau terus, kalau ada yang menimbun bisa kena sanksi pidana dan denda. Kalau ada kartel main nanti disemprit KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha),” sebutnya.

 

Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Maulana mengakui saat ini beberapa harga bahan bahan pokok sudah mulai merangkak naik di pasar. Diantaranya daging sapi yang saat ini sekitar Rp 120-130 ribu per kilogram, harga bawang putih sekitar Rp 38-40 ribu perkilogram dan gula Rp 12-15 ribu perkilogram.”Kenaikannya masih dalam taraf normal,” tambahnya.

 

Bagi pedagang pasar, kata Maulana, kenaikan harga 20 persen di bulan Ramadhan masih wajar. Meski begitu dia menilai pemerintah harus terus memantau supaya harga tetap normal hingga akhir bulan Ramdhan.”Sekarang harga masih lompat-lompat, kadang naik kadang turun sedikit. Tapi secara umum masih normal, hanya beberapa saja yang perlu diwaspadai,” terangnya.

 

Pihaknya berharap pemerintah bisa mengontrol harga karena kenaikan harga yang terlalu tinggi juga tidak diharapkan pedagang. Pasalnya, jika harga naik penjualan atau omzet biasanya malah turun.”Kita ingin harga-harga tetap stabil, kalaupun naik ya tidak terlalu tinggi masih dibawah 20 persen. Jadi tidak mungkin kita ingin harga melambung tinggi,” sambungnya.

 

Menurut Maulana ada dua faktor utama penyebab melonjaknya harga bahan pangan di pasar yaitu masalah penawaran dan permintaan (supply-demand) dan masalah logistik atau rantai distribusi.”Jangan setiap kali harga naik yang disalahkan pedagang. Padahal bisa jadi itu karena pasokan dari petani yang tersendat atau rantai distribusi yang terlalu panjang,” cetusnya.

 

 Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandev mengatakan sampai saat ini belum ada kenaikan harga di pasar ritel modern. Sebab pedagang ritel sudah memiliki kontrak pasokan jangka panjang dengan suplier.”Stok barang di ritel sudah mencukupi dan terjaga. Kami sudah menyiapkan stok barang sejak enam bulan lalu,” katanya.

 

Pihaknya tidak ingin menjadikan momen lebaran sebagai ajang untuk mengeruk keutungan terlalu tinggi. Bahkan sejumlah peritel telah menyiapkan program diskon Hari Raya Idul Fitri. Potongan harganya hinggamencapai 50 persen dari bulan sebelumnya.”Kita justru berfikir terbalik. Kalau bisa kasih diskon besar-besaran supaya omzet meningkat,” tegasnya.

Tags :
Kategori :

Terkait