JAMBI-Perkembangan kinerja bank umum di Provinsi Jambi masih positif meski saat ini perkembangan perekonomian sedang menghadapi tantangan besar.
Pertumbuhan yang dinilai positif ini dilihat berdasarkan indikator utama seperti total aset, kredit, DPK , dan NPL.
Darwisman, Kepala OJK Jambi mengatakan, aset perbankan pada akhir Maret 2016 mengalami pertumbuhan sebesar 8,7 persen (yoy) menjadi Rp 37,6 triliun. Peningkatan pertumbuhan seiring dengan meningkatnya perutmbuhan kredit sebesar 9,8 persen (yoy) menjadi Rp 29,1 triliun.
Disisi lain, jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum sebesar Rp 23, 8 triliun tumbuh sebesar 5,1 persen (yoy). “Kualitas kredit masih terjaga yang tercermin pada rasio NPL di bawah 5 persen yakni 3,19 persen,” katanya.
Berdasarkan pangsanya aset perbankan terbesar adalah dari bank pemerintah Rp 25,8 triliun atau sebesar 63, 6 persen diikuti oleh bank swasta Rp 9,4 triliun atau sebesar 25, 2 persen dan bank syariah sebesar Rp 2,3 triliun atau sebesar 6,3 persen.
Untuk kinerja bank umum di Provinsi Jambi sendiri, Jambi menduduki peringkat ke 9 dengan total aset sebesar 37,6 triliun atau sebesra 5,46 persen. Dari data ini, menurutnya, sangat cukup ruang bagi perbankan baik kantor cabang bank umum maupun BPR untuk ikut menjadi bagian dalam memajukan perekonomian Jambi khususnya di Bungo.
Ia melanjutkan, syaratnya perbankan harus lebih proaktif dan konstruktif dalam membuka peluang ekspansi pembiayaan pada sector usaha yang produktif khususnya UMKM yang selama ini masih belum optimal tersentuh pembiayaan dari bank di Kabupaten maupun Kota Jambi.
Sementara itu, mengenai sebaran jaringan kantor perbankan saat ini masih terpusat di Kota Jambi. Dari total 412 kantor bank yang ada di Provinsi Jambi terdapat 146 kantor bank, dimana 130 bank umum dan 16 BPR sebesar 35,44 persen berada di Kota Jambi.
“Sementara itu, untuk share perkembangan kredit bank umum sebesar 67,36 persen didominasi bank pemerintah, selanjutnya sebesar 25, 7 persen oleh bank swasta dan bank syariah sebesra 6,86 persen,” tambahnya.
Untuk jenis penggunaan kreditnya, dimana kredit modal kerja disalurkan sebesar 31, 53 persen, kredit investasi sebesar 25,61 persen dan kredit konsumtif sebesar 42,86 persen.
(yni)