Kharis juga mendapat informasi dari Panglima bahwa dirinya sudah menghubungi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan atas sikap AS itu. Menkopolhukam yang juga akan dijadwalkan akan bertolak ks AS, memilih menunda jadwalnya tersebut. ”Menko bilang tidak akan datang sebelum hal ini jelas,” tandasnya.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, KBRI Washington DC telah mengirim nota diplomatik kepada Kemlu AS untuk meminta klarifikasi terkait kejadian kemarin. Kemlu juga sudah memanggil perwakilan Kedubes AS di Jakarta.
Kemarin pagi, Kemlu telah kirim nota diplomatik ke Kedubes AS di Jakarta untuk meminta keterangan atau penjelasan terkait kejadian kemarin. Tata menjelaskan, Menlu Retno Marsudi juga sudah bicara dengan Dubes AS di Jakarta. Retno meminta agar segera dapat memberi Klarifikasi.
”Mengingat Dubes Amerika Serikat sedang tidak di Jakarta. Wakil Dubes AS juga telah dipanggil untuk ke Kemlu besok guna memberikan keterangan,” jelas pria yang akrab disapa Tata itu kemarin.
Terkait dengan hal tersebut, melalui keterangan resmi, Atase politik Kedubes AS David Greenberg menyampaikan penjelasan. Dia juga menjelaskan bahwa Duta Besar AS Joseph Donova telah meminta maaf kepada Menlu Retno.
\"Duta besar meminta maaf atas segala ketidaknyamanan yang dirasakan Jenderal Gatot,\" katanya.
Greenberg juga menjelaskan, selama ini, Kedubes AS selalu dan akan terus memfasilitasi kebutuhan kunjungan Gatot ke AS. Menurutnya, itu merupakan bagian dari komitmen AS sebagai strategic partner bagi Indonesia.
\"Kami berkomitmen untuk memberikan keamanan dan kemakmuran kepada bangsa dan negara kami,\" jelas dia.
Kedubes AS, lanjut Greenberg, terus berkoordinasi dengan staf Panglima TNI terkait hal tersebut sepanjang akhir pekan lalu. \"Kami berusaha untuk memfasilitasi perjalanan Panglima TNI ke AS,\" terang Greenberg.
(jun/and/bay)