Upayakan Sesuai Target, Kedatangan Lima Helikopter Apache Tahun Depan

Selasa 26-12-2017,00:00 WIB

JAKARTA – Pekan lalu (18/2) tiga dari delapan unit helikopter tempur AH-64 Apache tiba di Landasan Utama TNI AD Ahmad Yani, Semarang. Sedangkan lima unit lainnya dijawdwalkan sampai di markas pusat penerbangan TNI AD tahun depan. Tepatnya pada bulan ketiga 2018. Meski rencananya pengiriman helikopter buatan Amerika Serikat (AS) tersebut dilakukan melalui jalur laut, Mabes TNI mengupayakan agar proses tersebut tidak terkendala. Sehingga seluruh helikopter tempur itu sampai tanah air sesuai target.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI M. Sabrar Fadhilah menyampaikan bahwa Maret tahun depan belanja delapan unit AH-64 Apache sudah rampung. ”Rencananya begitu,” ungkap dia ketika dikonfirmasi Jawa Pos (Induk Jambi Ekspres) kemarin (25/12). Pengadaan helikopter tempur tersebut sejatinya sudah berlangsung sejak lima tahun lalu. Saat itu pemerintah AS menyatakan bahwa pemerintah Indonesia membeli delapan helikopter tempur dengan teknologi mutakhir tersebut.

Namun demikian selayaknya pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) lain seperti pesawat tempur, pernyataan tersebut tidak lantas disusul datangnya helikopter itu ke tanah air dalam waktu dekat. Setelah berproses selama lima tahun, tiga unit dari salah satu helikopter tercanggih di dunia itu baru sampai di Indonesia. Selanjutnya, sambung Sabrar, begitu tiba helikopter tersebut langsung diserahkan kepada TNI AD. ”Iya, langsung menjadi urusan Mabesad,” terang perwira tinggi (pati) TNI AD bintang dua tersebut.

Itu berlaku untuk seluruh AH-64 Apache yang bersumber dari belanja lima tahun lalu. Sesuai rencana, begitu sampai di markas pusat penerbangan TNI AD, helikopter tersebut langsung dirakit. Proses tersebut berlangsung kurang lebih selama satu pekan. Selanjutnya prajurit TNI AD yang sudah dilatih menerbangkan helikopter itu bakal melakukan uji coba. Apabila sudah dinyatakan lulus, TNI AD bakal mengoperasikan helikopter tersebut sebagaimana mestinya. Termasuk di antaranya untuk latihan.

Didatangkan lewat program Foreign Military Sales (FMS), AH-64 Apache bukan hanya untuk menambah alutsista TNI AD. Melainkan juga untuk mencapai target Minimum Essential Force (MEF) serta sebagai upaya melahirkan deterrence effect di antara negara lain. Sebab, tidak hanya menjadi salah satu helikopter tempur paling canggih di dunia, helikopter tersebut juga tidak dijual sembarangan. Tidak heran, TNI AD patut berbangga lantaran bisa memiliki helikopter itu.

Sehari pasca tiga unit AH-64 Apache tiba di Semarang, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memastikan bahwa kedatangan helikopter tersebut bakal disusul lima unit helikopter serupa tahun depan. Meski pemerintah Indonesia membeli delapan unit sekaligus, kedatangannya bertahap. Yang pasti TNI terus melangkapi alutsitas sehingga bisa sesuai dengan tujuan. Yakni menjadikan TNI yang modern dan profesional. ”Secara bertahap akan terus dipenuhi. Dan mudah-mudahan di renstra (rencana strategis) kedua ini sasaran kita sebanyak 30 persen bisa kita realisasikan,” harapnya.

(syn/)

Tags :
Kategori :

Terkait