ANIMO masyarakat untuk mengikuti program pengangkatan CPNS guru garis depan (GGD) cukup besar. Sayangnya, untuk rekrutmen periode 2016, kuota yang disiapkan hanya 7.000 kursi. Kemendikbud berencana merekrut 17 ribu CPNS GGD untuk periode 2018.
Seluruh rangkaian rekrutmen CPNS GGD 2016 rampung Selasa (12/9). Mendikbud Muhadjir Effendy menutup dengan seremoni pelepasan yang diwakili 300 CPNS GGD. Dalam arahannya, Muhadjir berpesan supaya CPNS GGD betah di sekolah atau lokasi penempatan.
“Tahun ini CPNS GGD tidak boleh mengajukan mutasi pindah kerja dalam sepuluh tahun pertama,” katanya.
Lizan, salah seorang CPNS GGD yang bertugas di SMPN 2 Senpoti Kab Kayong Utara, tidak mempermasalahkan klausul tak boleh mutasi dalam sepuluh tahun pertama tersebut. ”Itu sudah komitmen kami seluruh peserta GGD,” tegasnya.
Guru bahasa Indonesia asal Kab Sambas tersebut ingin ikut berkontribusi membangun bangsa.
Plt Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Hamid Muhammad menerangkan, tahun lalu kuota GGD ditetapkan 7.000 kursi. Tetapi, setelah proses seleksi, kuota tersebut hanya terisi 6.296 orang.
Sementara itu, ungkap Hamid, untuk GGD 2018, berdasar kajian Kemendikbud, dibutuhkan 17 ribu orang. ”Ini belum angka final. Tetapi, sudah kami sampaikan ke Kementerian PAN-RB,” paparnya.
Bagaimana respons Kementerian PAN-RB? Hamid mengatakan, data tersebut benar-benar hasil analisis kebutuhan. Kementerian PAN-RB memberikan lampu hijau. Tetapi, keputusan finalnya nanti ada di Kementerian Keuangan selaku bendahara negara.
Ada beberapa perubahan rekrutmen GGD tahun depan. Di antaranya adalah dibuka kesempatan bagi guru-guru yang sudah mengajar atau honorer. Tetapi dengan catatan harus memenuhi kualifikasi sebagai guru. Yakni memiliki ijazah minimal sarjana (S-1).
”Belum ikut PPG (pendidikan profesi guru, Red) tidak apa-apa,” ucapnya.
Disertai catatan, setelah dinyatakan lolos sebagai GGD, mereka bersedia mengikuti kuliah PPG satu tahun terlebih dahulu. Menurut Hamid, banyak pemda yang mengusulkan supaya para guru honorer juga diberi kesempatan ikut bersaing melamar CPNS GGD.
Ada sejumlah keuntungan jika guru honorer yang sudah mengajar ikut menjadi CPNS GGD. Di antaranya, keinginan mereka untuk minta mutasi meninggalkan sekolah cukup kecil. Sebab, rata-rata guru honorer itu tinggal di sekitar sekolah.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi mendukung kebijakan Kemendikbud membuka seleksi CPNS GGD untuk tenaga honorer.
Sebab, menurut dia, guru honorer lebih berpengalaman dalam mengajar. Perkara belum ikut PPG bisa disusulkan kemudian. ”Intinya, jangan sampai ditutup kesempatan para tenaga honorer itu untuk jadi CPNS,” tuturnya.
(wan/c9/agm)