JAKARTA - Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto optimistis indonesia siap menyongsong Revolusi Industri 4.0. Dua kunci ekonomi digital, yakni talent dan pasar, telah dimiliki oleh indonesia.
\"Kami sudah MoU dengan Tsing Hua University untuk pelatihannya, waktu presiden ke China tahun lalu,\" kata Airlangga di kantor Kemenko Maritim kemarin (7/3).
Menurut Airlangga, Revolusi Industri 4.0 justru membawa dan memperluas kesempatan inovasi. Ketua Umum Partai Golkar ini menyebut bahwa sistem robotik dan komputer sebenarnya telah ada pada Revolusi Industri 30. \"Di 4.0 hanya meningkatkan konektivitas dengan internet dan kecerdasan buatan (artificial intelligence),\" katanya.
Indonesia menurut Airlangga telah memiliki dua kunci utama, yakni talent dan pasar. Indonesia memiliki junlah universitas terbanyak se-asia tenggara. Dari segi Sumber Daya Manusia (SDM), indonesia memasuki era keemasan bonus demografi. Dibuktikan dengan semakin banyaknya start-up-start up digital yang bermunculan.
Tugas pemerintah untuk menfasilitasi dan agar talent-talent baru muncul. Revolusi 4.0 dengan ciri industri digitalnya memungkinkan para pemuda untuk mendirikan perusahaan-perusahaan berskala kecil maupun menengah tanpa modal besar. \"Kalau di 3.0 kan bangun pabrik butuh modal kerja yang besar,\" jelas Airlangga.
Menurut Airlangga, semenjak reformasi 98, arah pembangunan indonesia selalu mengabaikan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan Revolusi 4.0 dan peran pemerintah untuk menyapkan sdm birokrasinya, industri bisa kembali menjadi mainstream pembangunan
Saat ini tengah disiapkan sebuah kurikulum untuk pelatihan pada pejabat kementerian di semua eselon. Airlangga menyebut pihaknya telah memiliki satu model pelatihan yang siap diimplementasikan.
Output yang diharapkan adalah semakin banyaknya inovasi pelayanan publik. \"Nanti kita dorong otomatisasi semua layanan publik,\" sebut Airlangga.
Selain itu, Airlangga menjamin Revolusi 4.0 tidak akan memberangus para tenaga kerja sebagaimana yang selama ini dikhawatirkan. Sebaliknya, efisiensi dan produktivitas akan meningkat. Sama seperti tahun 90 an saat teknologi komputer diperkenalkan, ia tidak menggantikan peran pekerja. Hanya meningkatkan kapasitas.
Ia mencontohkan, industri garmen yang menyerap banyak sekali tenaga kerja. Revolusi 4.0 akan meningkatkan produktivitas dan output. \"Misalnya, cutting kainnya pakai mesin robotik,\" pungkasnya.
(tau)