JAKARTA - Sejumlah organisasi masyarakat (ormas), seperti Muhammadiyah, sudah menetapkan awal puasa jatuh pada 17 Mei. Namun Kementerian Agama (Kemenag) baru menggelar sidang isbat penetapan awal puasa sore hari ini (15/5). Mereka menetapkan 32 titik pemantauan atau Rukyatul hilal di seluruh Indonesia.
Terkait dengan adanya ormas yang sudah menetapkan awal puasa, bahkan 1 Syawal atau lebaran, Dirjen Bimas Islam Kemenag Muhammadiyah Amin tidak mempersoalkannya. \"Jadi bila telah ada ormas yang menetapkan 1 Ramadan tidak menjadi masalah,\" katanya kemarin (14/5).
Muhammadiyah menjelaskan berdasarkan Fatwa MUI No 2/2004 dinyatakan bahwa Kemenag diamanatkan untuk menggelar sidang isbat. Sidang isbat dilaksanakan untuk memutuskan atau menetapkan awal Ramadan, awal Syawal, dan awal Zulhijjah. Kepada masyarakat umum Muhammadiyah menyampaikan supaya menjalankan ibadah sebaik-baiknya dan menebarkan kebaikan.
Meskipun belum ada keputusan resmi dari Kemenag, hampir bisa dipastikan awal puasa jatuh pada 17 Mei. Alasannya saat dilakukan pengamatan pada 15 Mei, hilal tidak akan bisa teramati. Sebab menurut perhitungan hisab, sebagaimana isi maklumat Muhammadiyah, posisi hilal atau bulan muda masih di bawah ufuk atau hilal belum wujud. Karena hilal belum wujud, maka jumlah hari di bulan sya\'ban digenapkan (isti\'mal) menjadi 30 hari. Sehingga 1 Ramadan atau awal puasa jatuh pada Kamis 17 Mei.
Untuk mendukung proses sidang isbat, Kemenag hari ini juga melakukan Rukyatul hilal. Total ada 32 titik Rukyatul hilal yang sudah disiapkan. Diantaranya di Tanjung Kodok Lamongan, pantai Serang di Blitar, Pantai Pacinan di Bondowoso, serta di Masjid Agung Jawa Tengah di Semarang.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag A. Junaidi mengatakan hasil Rukyatul hilal dan data hisab posisi hilal akan dimusyawarahkan di sidang isbat. \"Kemudian dalam sidang Isbat diputuskan penetapan awal Ramadan,\" katanya kemarin.
Secara teknis rangkaian sidang isbat dimulai pukul 16.00 dengan paparan Tim Hisab dan Rukyat Kemenag. Kemudian sidnag isbat dilaksanakan pada malam hari setelah salat Maghrib. Seperti tahu -tahun sebelumnya, proses sidang isbat digelar tertutup.
Pantau Hilal di Satu Lokasi
Sementara itu, Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jambi menggelar Pemantauan Hilal (Rukyatul Hilal) untuk menetapkan jadwal puasa 2018 Ramadan 1439 H. Rukyatul hilal akan dilaksanakan pada Selasa (15/5).
Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jambi, Muhamad, mengatakan, Rukyatul Hilal, di Jambi akan dilakukan di gedung Odua Weston Jambi. Pemilihan lokasi di Odua Weston karena ketinggian gedung dianggap cukup untuk melakukan Rukyatul Hilal.
“Kita mulai puku 16.00 WIB,” jelasnya.
Pelaksanaan Rukyatul Hilal nantinya akan dilakukan oleh Tim Rukyatul Hilal Kanwil Kemenag Provinsi Jambi. Penentuan awal puasa, tidak berdasarkan penglihatan yang dilakukan di Jambi saja.
“Kalau di Jambi tidak kelihatan, bukan berarti awal puasa belum ditentukan, artinya, jika di daerah lain hilal dapat dilihat, maka, awal puasa dapat dimulai,” jelasnya.
Untuk penetapan awal puasa, kata Muhamad, ditentukan oleh Kementerian Agama RI melalui Sidang Isbat berdasarkan laporan hasil Rukyatul Hilal di sejumlah daerah.
“Penentuannya tetap dilakukan oleh Pemerintah Pusat,” pungkansya.