JAMBI - Ekspor Crude Palm Oil (CPO) asal Jambi ternyata sebagian besar ke India. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi mencatat bahwa, sepanjang 2017 lalu, dua negara menjadi tujuan ekspor CPO tersebut, India dan Singapura. Namun pengiriman lebih didominasi ke India.
Kepala BPS Provinsi Jambi Dadang Hardiwan, mengatakan, total nilai ekspor CPO selama 2017 lalu sebanyak US$ 21,7 juta . Pengiriman CPO dilakukan melalui Pelabuhan Teluk Bayur Padang. Sedangkan total berat CPO yang diekspor sebanyak 33 ribu ton.
\"Iya didominasi ke India, \"kata Dadang.
Hal yang samapun masih terjadi dari catatan BPS pada 2018 ini. Pada Januari dan Februari 2018 nilai ekspor CPO mencapai US$9,8 juta, dengan negara tujuan ekspor India dengan berat 15 ribu ton.
Selain CPO, bagian sawit lainnya yakni Palm Kernel Oil (PKO) atau minyak nabati kelapa sawit juga diekspor ke negara Malaysia dan Thailand. Sepanjang 2017 kedua negara tersebut menjadi tujuan ekspor PKO dengan nilai ekspor US$ 12,1 juta dengan berat 10 ribu ton.
\"Kalau PKO memang banyak ke Malaysia dan ini tidak tiap bulan ada pengiriman hanya bulan-bulan tertentu,\" ujarnya.
Sementara itu, ekspor Palm Kernel Shell (PKS) atau bakar dari cangkang sawit, yang juga merupakan bagian dari CPO dikirim kebeberapa negara tetangga yakni Jepang, Thailand, Taiwan, dan Korea. Nilai ekspor PKS selama 2017 kemarin sebanyak US$ 53 juta. Sedangkan untuk 2018 ekspor PKS mencapai US$ 9,4 juta.
Ekspor PKS ini dikatakannya melalui pelabuhan Muara Sabak, Jambi, dan Kuala Tungkal.
CPO yang diekspor itu didapat dari produksi kelapa sawit di Provinsi Jambi. Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agus Rizal mengatakan, untuk tanaman sawit dikelompokkan dalam 3 kategotri, ketinya adalah, Tanaman Baru Menghasilkan (TBM). Kemudian Tanaman Menghasilkan (TM). Dan Tamanan Tua Menghaislkan (TTM). (selengkapnya lihat grafis).
Untuk di Jambi, luas lahan perkebunan sawit 1.017.09 hektare yang dikelola 210.684 petani. Produksi setiap tahunnya sebanyak 1.552.543 ton.
“Kalau produksi kita bertumpu dengan TM,” akunya.
Produksi kelapa sawit paling banyak di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan jumlah produksi sebanyak 319,059 ton setiap tahunya. Pada posisi kedua uakn Kabupaten Muaro Jambi 283.652 ton per tahun.
Untuk jumlah lahan, paling banyak berada di Kabupaten Tebo, 299.992 ha, dikelola oleh 18.429 orang petani dan sejumlah perusahaan. Kemudian, urutan ke dua, Kabupaten Muaro Jambi dengan jumlah lahan 181.832 ha. “Luasan lahan ini tidak mempengaruhi hasil,” akunya.
Kemudian, dalam rangka peningkatan produksi kelapa sawit, Pemrintah Pusat melalui Dinas Perkebunan Provinsi Jambi memberikan bantuan untuk replanting TTM yang dianggap kurang produktif. Untuk satau hektare lahan disediakan Rp 25 juta.