Senin 09-07-2018,00:00 WIB

JAMBI - Festival Olahraga Tradisional (FOT) Tingkat Nasional di Jambi resmi ditutup, kemarin. Terbaik 10 besar juga diumumkan, kemarin. Juara terbaik 1 diraih oleh kontingen Daerah Istimewa Yogyakarta yang membawakan permainan olahraga, Opah Oah. Jambi menjadi terbaik 5. Gorontalo terbaik 2, Bengkulu terbaik 3, Lampung terbaik 4. Sedangkan terbaik 6,  Bangka Belitung. 

Papua terbaik 7. Riau terbaik 8, Kalimantan Selatan terbaik 9. Terbaik 18, DKI Jakarta. 

FOT ditutup oleh Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Sosial Seetda Provinsi Jambi, Agus Sunaryo. Kata Dia, 

Festival ini bukan pada perlombaaan, tetapi, pada sajian olahraga dan permainan tradisional yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Selanjutnya, olahraga dan permainan tradisional yang disajikan tersebut didaftarkan dan diseleksi di Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. \"Olahraga dan permainan tradisional merupakan bagian dari budaya bangsa,\" ujarnya. 

Dalam penutupan,  Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi melalui Dinas Pemuda dan Olahraga memperkenalkan Senam Siginjai dan Senam Jago Negeri kepada seluruh peserta festival olahraga tradisional.  Keduanya diiringi dengan lagu. 

\"Makna Senam Siginjai adalah bahwa Provinsi Jambi memiliki banyak potensi, baik dalam sumber daya alam mapun budaya, dan masyarakatnya hidup berdampingan dengan baik. Senam Jago Negeri mengandung makna sangat pentingnya persatuan dan kesatuan untuk menjaga negeri,\" ujarnya. 

Joko, salah satu perwakilan Kontingen Daerah Itimewa Yogyakarta, mengatakan, kontingen DIY baru pertama kali menang. 

\"Ini menjadi kebanggaan, apalagi ini  mengangkat budaya tradisi dan permainan yang ada di wilayah pedesaan,  kemudian kita angkat ke tingkat nasional dan Alhamdulillah menjadi yang terbaik, ” kata Joko Mursito. 

Ia berharap akan ada banyak permainan-permainan tradisional lainnya yang di angkat dan diperlombakan yang kemudian nantinya dicatat oleh Kemenpora.

Permainan Opah Oah ini merupakan salah satu tradisi budaya kebiasaan masyarakat di wilayah pedesaan Kulon Progo, Yogyakarta. Opah Oah memiliki makna dimana Opah yang berarti bergerak, dan Oah yang artinya berubah.

“Jadi maknanya setiap ada pergerakan pasti akan terjadi perubahan sehingga di dalam permainan itu, wasit memberi aba berhenti kemudian dia mengatakan oah semua bilang oah, itu sudah bergeser semua karena mereka semua mengincar sasaran,\" ungkap Joko Mursito. 

Sasaran yang dimaksud dalam permainan ini adalah berupa seuntai padi. “Dengan cara bergerak. Terus berhenti, bergerak lagi itu akan berubah maka kemuadian dinamai Opah Oah,\"  jelasnya.

Permainan ini biasanya dilakukan oleh muda-mudi ataupun anak-anak petani di kampung-kampung di wilayah Kulon Progo, setelah panen raya, panen padi. 

Pada perkembangannya, permainan Opah Oah dimainkan pada peringatan-peringatan hari besar, seperti, pada peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus dan hari jadi lainnya.

Joko Mursito sendiri tidak dapat memastikan sudah sejak kapan permainan itu ada. 

Tags :
Kategori :

Terkait