JAMBI - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi memproyeksikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jambi pada Triwulan III 2018 sebesar 4,84 persen (yoy).
Bayu Martanto, Kepala Perwakilan BI Provinsi Jambi, mengatakan, proyeksi tersebut mempertimbangkan belanja modal Pemda yang akan meningkat pada triwulan III 2018 sesuai pola seasonal. Selain itu, realisasi anggaran pemerintah pusat juga diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya terkait persiapan pemilu 2019.
“Belanja pemerintah juga sudah mulai meningkat, apalagi ini juga jelang Pemilu 2019 bisa itu juga mendorong,” Bayu Martanto - Kepala Perwakilan BI Provinsi Jambi
“Belanja pemerintah juga sudah mulai meningkat, apalagi ini juga jelang Pemilu 2019 bisa itu juga mendorong,” kata Bayu Martanto.
Bayu menambahkan, pada triwulan II 2018, Ekonomi Provinsi Jambi tumbuh sebesar 4,70 persen (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan I sebesar 4,66 persen namun lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,27 persen (yoy).
Adapun secara spasial wilayah Sumatera mengalami pertumbuhan sebesar 4,65 persen (yoy). Pertumbuhan tertinggi terjadi di Sumatera Selatan (6,07%) diikuti Aceh (5,74%), Sumut (5,30%), Sumbar (5,08%), Lampung (5,35%) dan Bengkulu (5,1%).
Berdasarkan lapangan usaha sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah informasi dan komunikasi 8,28 persen, diikuti perdagangan 6,74 persen dan sektor konstruksi 6,66 persen.
Namun demikian jika dilihat dari kontribusinya, penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan II berasal dari sektor pertambangan dan penggalian 1,36 persen diikuti pertanian, kehutanan dan Perikanan 0,80persen, sektor perdagangan 0,65 persen, dan konstruksi 0,45 persen. Berdasarkan pengeluaran, kontribusi terbesar berasal dari ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 5, 32 persen (andil 3,74%) diikuti konsumsi RT 4,29 persen (andil 1,90%) dan PMTB 6,74 persen (andil 1,49%).
“Cukup tingginya pertumbuhan ekonomi di triwulan 2, sementara disisi lain laju inflasi negatif (deflasi) terjadi di bulan Juli menunjukkan cukup sehatnya perekonomian Jambi. Hal ini juga menunjukkan bahwa inflasi yang terjadi di bulan Juli semata-mata terjadi karena faktor seasonal tanpa diikuti penurunan daya beli,” jelansya.
Tingginya kontribusi ekspor barang dan jasa dalam pertumbuhan ekonomi di triwulan 2 ini juga mengindikasikan bahwa Provinsi Jambi tetap dapat memanfaatkan momentum naiknya harga komoditas dunia khususnya batubara dan minyak bumi di tengah penurunan harga komoditas sawit dan karet.
(yni)