JAMBI - Pemerintah Kota Jambi menyiapkan lahan seluas 21,3 hektar yang saat ini tengah dibangun TPA dengan sistem sanitary landfill. Dalam pembangunan TPA tersebut, pemerintah Kota Jambi dibantu oleh Bank Pembangunan Jerman senilai 13,4 juta Euro atau senilai Rp225 miliar.
Walikota Jambi Syarif Fasha dalam kunjungannya ke TPA tersebut, kemarin (8/4) mengatakan, saat ini progresnya sudah 11 persen. Proses pembangunan sepenuhnya oleh pemerintah pusat dengan tetap berkoordinasi dengan pemerintah kota Jambi.
\"Kami sudah siapkan lahannya dan sarana lainnya. Proyek ini diperkirakan akan selesai dalam kurun waktu 18 bulan,\" kata Fasha saat meninjau lokasi tersebut pada Senin, (8/4).
Fasha mengatakan, proses pembangunan saat ini sudah memasuki bulan ke 6 sehingga tinggal menyisakan 12 bulan lagi. Jika sudah selesai dibangun diperkirakan TPA sanitary landfill ini dapat menampung sampah sebanyak 620. 000 kubik sampah.
\"Jadi diperkirakan bisa menampung selama kurang lebih 5 tahun untuk satu selnya. Kalau ini sudah jadi nantinya pemerintah pusat juga berjanji akan menambah jumlah selnya yang bisa digunakan untuk cadangan ketika ini sudah overload,\" tambahnya.
Namun yang lebih penting, kata Fasha adalah proses pemilahan sampah itu sendiri. di masyarakat bisa memilah langsung sampah organik dan anorganik. Selain itu juga melalui bank sampah, bagaimana sampah-sampah yang masih bisa dimanfaatkan dapat dikumpulkan dan yang sudah benar-benar tidak bisa lagi digunakan maka akan dibuang ke TPA sanitary landfill.
\"Jadi bisa dibilang sampah yang dibuang ke TPA dengan sistem sanitary landfill ini adalah sampah sampah yang sudah tidak bisa lagi di recycle atau digunakan lagi. Bisa dibilang 50 persen dari total keseluruhan produksi sampah yang akan dibuang ke sini,\" ujarnya.
Kata Fasha produksi sampah di kota Jambi setiap harinya berkisar di angka 600 ton atau kurang lebih 1500 kubik. Dari jumlah itu sampah organik diperkirakan sekitar 60 persen dan anorganik 40 persen.
(hfz)