JAMBI – 2019 ini Kota Jambi mendapat tambahan 2 ribu jaringan gas rumah tangga dari Kementerian ESDM RI. Pemasangan ditargetkan rampung hingga akhir tahun 2019. Titiknya masih difokuskan untuk wilayah Kecamatan Jambi Selatan.
Kemarin (22/7) dilakukan sosialisasi serah terima lapangan di ruang Pola Kantor Walikota Jambi, bersama pihak Kementerian dan Wakil Walikota Jambi, Maulana.
Maulana mengatakan, dengan diberikannya 2 ribu sambungan ini pihaknya sangat berterimakasih pada Pemerintah Pusat. Namun dirinya tetap mengharapkan supaya tahun depan jatah untuk Kota Jambi bisa ditambah.
“Jaringan ini sangat membantu rumah tangga, ini bisa lebih hemat. Kebutuhan rumah tangga yang aktif masak hanya 8 kubik per bulan. Jaringan gas ini 1 kubiknya Rp 4.400. Artinya sekitar Rp 40 ribu per bulan,” kata Mauala, kemarin (22/7).
Dengan gas jaringan ini, ada efesiensi dalam hal mengurangi beban pengeluaran rumah tangga. “Ini tentu sangat baik,” imbuhnya.
Lebih lanjut Maulana menyebutkan, pada pembangunan jaringan 2019 ini, dirinya mengharapkan agar kedalaman pipa lebih diperhatikan. Jangan sampai tidak memenuhi standar. Karena sebelumnya banyak pipa jaringan gas bocor terkena alat berat membangun drainse di Kota Jambi.
“Masalah gas jaringan rumah tangga ini tidak hanya terjadi pada saat pemasangan, namun, juga pasca pemasangan, seperti baru-baru ini ada yang terputus karena galian drainase dan pelebaran jalan,” jelasnya
Dampaknya, sebut Maulana, ada 50 sambungan gas rumah tangga yang terputus.
“Karena pengguna sudah terbiasa menggunakan jaringan gas ini, tidak siapkan lagi tabung, jadi, jika putus jaringannya, mereka tidak bisa masak. Ini yang harus diperhatikan,” ungkapnya.
Dinas Pekerjaan Umum harus melakukan pengawasan pada kontraktor yang melakukan galian. Harus minta gambar titik jaringan gas. Kota Jambi sudah ada sekitar 10 ribu jaringan gas yang terpasang ke rumah tangga. Lokasinya di Kecamatan Jambi Selatan, Jambi Timur dan Jelutung.
“Yang sekarang akan dikerjakan, yakni, di Kelurahan Kebun Handil, Handil Jaya, Thehok. Jambi Timur sudah selesai,” ujarnya.
“Sambungan ini gratis, jika ada pungutan, itu pungli. Bisa laporkan,” sebutnya.
Sementara Mariani, Kepala Seksi Pengadaan Pembangunan Infrastruktur Migas di Kementerian ESDM RI mengatakan, pihaknya ingin pemasangan tahun ini bisa lebih baik, karena tahun ini masyarakat akan menerima langsung dengan kompor gas.
“Kami lebih fokus, masyarakat akan terima kompor dan langsung siap menyala dengan jaringan gas nya,” kata Mariani, kemarin (22/7).
2019 ini, ada 17 Kabupaten/Kota di Indoensia yang mendapat sambungan jaringan gas, salah satunya Kota Jambi dengan 2 ribu sambungan.
“Total ada 78.216 sambungan rumah tangga untuk 17 Kabupaten/Kota,” imbuhnya.
Maryani menyebut, pemasangan jaringan gas ini diprioritaskan untuk daerah berpenghasilan gas. “Ini untuk energi berkeadilan. Masak daerah pengahasil gas, tidak menikmati gas,” ujarnya.
“Satu daerah memang tidak bisa langsung menerima lebih besar, karena terkait anggaran. Dengan 17 Kabupaten/Kota kita hanya ada anggaran Rp 900 M,” katanya.
Pemasangan jaringan gas ini bertujuan untuk mengurangi subsidi gas. Karena subsidi gas Indonesia tahun lalu yakni Rp 70 T lebih. “Elpiji ini sudah 50 persen lebih import. Jaringan gas inilah untuk mengurangi gas elpiji,” sebutnya.
Diungkapkan Mairani, jaringan gas rumah tangga ini sangat safety. Untuk tekanan elpiji tabung 3 kg, yakni, 4 bar, sementara jaringan ini cuma 0,2 bar. Lebih kuat tekanan korek api daripada tekanan gas jaringan ini. Lebih aman,” ungkapnya.
(hfz)