JAMBI - Sepanjang Tahun 2019, Tim Siaga Karhutla Provinsi Jambi mencatat sudah ada 174 hektare (ha) lahan yang terbakar.
Kawasan lahan yang paling banyak terbakar berada di Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di Kecamatan Kumpe Ulu, terakhir kebakaran lahan yang melanda kawasan tersebut ada sekitar 20 ha.
Selain itu, data terbaru yang Tim Satgas Karhutla ada 2,7 ha lahan yang terbakar di kawasan Sungai Napal, Desa Pemusiran, Kecamatan Mandi Angin, Kabupaten Sarolangun yang terjadi pada Rabu 31 Juli lalu selitar pukul 15:00 Wib.
Dari hasil pemerikasaan, ternyata lahan tersebut sengaja dibakar oleh Selamat Sitompul warga Desa Jangga RT 5 Kecamatan Bathin XXIV Kabupaten Batanghari untuk membuka lahan perkebunan.
Danrem 042 Garuda Putih Kolonel Arh Elphis Rudy yang juga Dansatgas Karhutla mengatakan, untuk saat ini pembakar lahan tersebut sudah dinaikkan statusnya sebagai tersangka setelah dilakukan pemeriksaan. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersangka mengaku membakar lahan tersebut agar cepat membersihkan sisa-sisa dahan dari pohon yang telah dia tebang selama tiga bulan terakhir.
“Dari tangan tersangka diamankan satu buah korek api yang diduga digunakan untuk membakar, tersangka juga dijerat dengan pasal 78 ayat 3 dan ayat 4 junto pasal 50 ayat 3 d undang-undang RI 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, dengan acaman 15 tahun penjara serta denda sebesar Rp 5 miliar,” kata Kolonel Arh Elphis Rudy, Kamis (1/8).
Aksi pembakaran lahan yang dilakukan tersangka diketahui saat tim patroli gabungan dari Satgas gabungan pencegahan karhutla mendapatkan informasi adanya hotspot di daerah tersebut. Kemudian tim gabungan menuju ke lokasi dan melihat ada kepulan asap, kemudian tim patroli mendekati sumber asap dan menemukan tersangka yang sedang melaksanakan pembakaran yang berbeda di kawasan hutan konservasi.
Untuk mencegah titik panas semakin meningkat Dansatgas Karhutla akan kembali menambah satu peleton pasukan untuk diterjunkan ke lokasi-lokasi yang rawan awan akan kebenaran hutan.
\"Akan ada 500 personel yang akan digeser, dari tempat yang aman ke tempat yang rawan,\" ujarnya.
Pergeseran tersebut bukan tanpa alasan, pasalnya lahan yang hangus terbakar hingga saat ini berpotensi kembali menyala, untuk saat ini kawasan tersebut masih terpantau menjadi titik panas. Tidak hanya itu, lanjutnya, pihaknya akan manambah pasukan untuk menghentikan seluruh titik panas yang ada sehingga tidak ada titik api yang akan muncul dikemudian hari.
“Ada dua pelton lagi, satu pleton dari Makorem dan satu pleton lagi dari bataliyon, sebagai daerah yang rawan kebutuhan helikopter pemadaman api yang kita butuhkan, apabila area yang sulit dijangkau dan tidak ada air memang jalan terbaik melalui udara, melalui waterboombing untuk memadamkan jika api kembali menyala,” ujarnya.
Sementara itu, untuk penanganan kebakaran di Desa Arang-Arang, Kecamatan Kumpe Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, Danrem 042 Garuda Putih kembali menerjunkan dua Satuan Setingkat Pleton (SST)
Dandim 0415/Batangahri, Letkol Inf Widi Rahman mengatakan, bahwasanya saat ini di area tersebut telah diterjunkan sebanyak 70 personil gabungan. Karena, sebelumnya disekitaran lokasi yang terbakar telah berhasil dipadamkan.
\"Ada sekitar 20 hektar lahan yang telah berhasil dipadamkan, namun masih ada 10 hektar yang masih terbakar,\" kata Letkol Inf Widi Rahman.
Dirinya menambahkan, dikarenakan lokasi merupakan lahan gambut dengan kedalaman 1,5 meter dan angin yang cukup kuat, membuat petugas mengalami kesulitan dalam proses pemadaman.