JAMBI - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melangsungkan High Level Meeting dengan sistem virtual yaitu Dalam Jaringan (Daring) melibatkan seluruh pemangku kepentingan di Provinsi Jambi. Kegiatan yang dilangsungkan pada Rabu (29/4), dipimpin oleh Gubernur Jambi dan dihadiri oleh Bupati/Walikota, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Sekda, Kepolisian, TNI, Kanwil Bulog Jambi, pelaku usaha, media dan lain sebagainya.
Dalam High Level Meeting TPID Provinsi Jambi kali ini memfokuskan pembahasan tentang bagaimana menjaga keterjangkauan dan stabilitas harga serta ketersediaan pasokan bahan pangan pada periode Ramadhan-Idul Fitri 1441 H di tengah pandemi Covid-19 di Provinsi Jambi. Pasalnya sejak ditetapkan adanya kasus Covid-19 di Provinsi Jambi sejak bulan Maret lalu, geliat ekonomi di Provinsi Jambi cenderung turun.
Gubernur Jambi, Dr. Drs. H. Fachrori Umar, M.Hum menyampaikan bahwa pada saat ini, semua menghadapi tantangan yang luar biasa, yaitu pandemi global Covid-19 yang telah menyebar begitu cepat di Indonesia tidak terkecuali di Provinsi Jambi. Kemudian dalam rangka penanganan dampaknya, semua lini dituntut untuk berbuat dan bertindak dengan cara-cara yang luar biasa, lebih cepat, tepat dan terukur. \"High Level Meeting kali ini merupakan periode istimewa yaitu pada bulan Ramadhan, menjelang Idul Fitri dan di tengah mewabahnya Covid-19. Saya minta kepada TPID Provinsi dan TPID Kabupaten/Kota dapat memastikan pasokan maupun kelancaran distribusi bahan pangan tidak terganggu, di tengah penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah,\" ujar Gubernur.
Salah satu sektor strategis terkait pengendalian inflasi dan penanganan dampak Covid-19 ini adalah sektor pertanian dalam arti luas. Dan harus diakui bahwa dari sisi produksi, beberapa komoditas bahan pangan kita saat ini belum sepenuhnya dapat mencukupi kebutuhan masyarakat, dan masih didatangkan dari luar daerah. Ini perlu mendapat perhatian kita bersama terutama bagi Perangkat Daerah untuk menyiapkan regulasi yang mewajibkan seluruh distributor melaporkan data keluar masuk bahan pokok dari dan ke Provinsi Jambi. \"Terkait ketersediaan bahan pangan pokok, kami menghimbau masyarakat agar tetap tenang, jangan panik dan jangan melakukan pembelian secara berlebihan karena pasokan bahan pangan di Provinsi Jambi ini masih cukup dan masih tersedia,\" tegas Fachrori.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Bayu Martanto menilai selama kasus pandemi Covid-19 saat ini, konsumsi masyarakat cenderung turun, karena daya beli masyarakat memang cenderung turun. Di sisi lain, kondisi ketersediaan barang terutama bahan pangan mencukupi, sehingga hal ini tidak memberikan tekanan pada inflasi daerah. \"Ini merupakan dampak dari penerapan social distance, sehingga tidak banyak masyarakat yang keluar rumah,\" ujarnya. Di masa pandemi ini, maka aspek yang perlu menjadi fokus utama saat ini adalah aspek kesehatan, untuk meredam penyebaran Covid-19, serta upaya dampak sosial yang perlu segera diatasi melalui program jaring pengaman sosial.
Dari sisi perbankan dan penyedia jasa keuangan lainnya selama kasus Covid-19 ini juga terlihat cukup hati-hati dalam menyalurkan kredit. Hal ini dilakukan untuk mengurangi terjadinya risiko kredit macet.
Dari sisi Kanwil Bulog Jambi diketahui bahwa persediaan kebutuhan selain daging beku masih bisa terpenuhi. Pendistribusian kebutuhan pokok pun terbilang lancar dan tidak ada hambatan, karena jalur lalu lintas terbilang sepi sehingga kebutuhan pokok bisa sampai tepat waktu. \"Seperti keterangan dari Kanwil Bulog Jambi, hanya daging beku yang tidak ada, karena terkendala daerah asal daging beku tersebut yang melakukan lockdown,\" imbuhnya. (kar)