JAKARTA – Ulama nyentrik Nahdatul Ulama (NU), Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah menanggapi pernyataan kontroversial komedian Pandji Pragiwaksono yang menyebut FPI lebih dekat dengan masyarakat ketimbang NU dan Muhammadiyah.
Menurut Gus Miftah, perbandingan yang dilakukan Pandji ini salah kaprah. Sehingga menyundut amarah dari warga NU dan Muhammadiyah.
“Saya nggak bisa melarang Pandji mencintai FPI, mendukung FPI demikian juga tidak bisa juga dong, Pandji tidak bisa melarang saya mencintai Nahdatul Ulama, Organisasi saya. Tetapi yang tidak pas ketika dia membandingkan antara FPI dengan Nahdatul Ulama. Apalagi katanya NU jauh dari masyarakat, ini data dari mana?,” ujar Gus Miftah dilansir dari Channel YouTube Deddy Corbuzier, Jum’at (22/1).
Sebelumnya, Pandji melalui Channel YouTube pribadinya berkata bahwa FPI dalam beberapa hal lebih dekat dengan masyarakat. Pandji mencontohkan pintu rumah ulama FPI terbuka untuk masyarakat 24 jam, sedangkan NU dan Muhamadiyah ia anggap terlalu elitis. Sehingga masyarakat enggan untuk datang ke mereka.
Gus Miftah membandingkan NU yang telah memberikan pendidikan gratis untuk umat. Ia mencontohkan Pondok Pesantrennya di Jogja yang memberikan pendidikan gratis kepada 200 orang dari berbagai latar belakang. Termasuk yang berlatar belakang penjahat.
“Lah ini hanya dibandingkan dengan satu surat, katakanlah benar ini dari teman-teman FPI, dibandingkan dengan NU, yang sudah berkontribusi terhadap pendidikan di Indonesia,” ujar Gus Miftah berapi-api.
Miftah juga menganggap pernyataan Pandji sangat provokatif dan tidak pas, sebab saat ini hubungan FPI dengan NU dan Muhammadiyah sedang baik-baik saja. Pernyataan ini ia takutkan justru akan menjadi konflik diantara mereka
“Konteksnya ini tidak pas, waktunya ini tidak pas, ini kan lagi ayem-ayem gini gak ada apa-apa antara NU dan PFI, apalagi FPI juga sudah tidak ada, tau-tau kok diperbandingkan dengan cara yang sangat menyakitkan menurut saya,” selorohnya.
Ia bahkan menyebut Pandji melucu di tempat dan waktu yang salah. Ia juga meminta Pandji untuk mencari bahan lelucon yang lain, bukan dengan membandingkan ormas satu dan ormas yang lain.
“Saya merasa malah begini, Pandji Stand Up di tempat yang salah. Ngelucu di waktu dan tempat yang salah. Mbok yo cari bahan lelucon yang lain lah, ini nggak lucu,” pungkasnya.(mg/fajar)
Sumber: www.fajar.co.id