Hanya Elon Musk yang tahu apa makna postingannya itu. Tapi publik terpana. Dan menubruk saham GameStop secara lebih liar.
Harga pun menjadi 347,51 dolar. Tidak masuk akal. Bahkan pada jam tertentu sempat melampaui angka 450 dolar.
Sebetulnya itu baik-baik saja. Kalau uang yang dipakai membeli saham itu uang beneran. Dari tabungan atau uang lebih.
Tapi yang dipakai membeli saham itu adalah saham pinjaman. Dengan harapan begitu harga naik sedikit, saham itu segera dijual. Untuk mengembalikan pinjaman. Sambil mengambil labanya.
Itulah praktik yang disebut short selling.
Jadi untuk membeli saham itu mereka tidak harus punya uang. Mereka hanya perlu punya otak dan nyali.
Begitulah, akhirnya seperti ponzi. Harga saham terus naik –karena semakin banyak yang berkepentingan agar harga itu terus naik.
Banyak sekali perusahaan yang terjepit dalam situasi seperti itu. Yakni perusahaan keuangan yang mengkhususkan diri pada bisnis hedging –lindung nilai. Transaksi itu umumnya di-hedging-kan.
Sampailah pada hari Kamis lalu. Ketika broker saham online Robinhood menghentikan Apps transaksi saham GameStop-nya. Dunia seperti berhenti berputar. Yang tiba-tiba pusing ribuan jumlahnya. Yang dalam posisi rugi itu tadi: sampai Rp 1.000 triliun.
Rugi Rp 1000 triliun bukan sekali ini. Juga bukan yang terbesar. Dan ke depan pun masih akan terus ada.
Ada sisi baiknya: untuk sementara mereka melupakan derita Covid-19.
Bahkan Republik dan Demokrat tiba-tiba bersatu. Khususnya antara Ted Cruz –Republik-Texas– dengan Alexandria Ocasio-Cartez –Demokrat-New York.
Keduanya sudah lebih seminggu ini perang mulut. \"Nyawa saya hampir saja hilang,\" ujar Alexandria. Maksudnyi, saat gedung Capitol diduduki pendukung Donald Trump 6 Januari lalu Alexandria termasuk salah satu yang akan dibunuh.
Ted Cruz dianggap mendukung gerakan menduduki Capitol itu. Maka Alexandria minta agar Cruz mengundurkan diri dari DPR.
Akibat GameStop ini keduanya kompak: sama-sama mengecam Robinhood. Sama-sama akan memperkarakan Robinhood.