JAKARTA– Isu gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa oleh pihak-pihak tertentu terus bergulir. Kader Partai Demokrat, Rachland Nashidik mengatakan pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sudah menegaskan adanya upaya kudeta tersebut.
“Kepada rekan-rekan wartawan, pernyataan Ketua Umum kami tadi tentang duduk perkara dan kronologi kejadian sudah terang. Mengenai detil dan nama-nama, demi etika dan penghormatan kepada Kepala Negara, kami akan bicara setelah surat yang kami kirimkan tadi pagi dijawab Presiden,” kata Rachland dikutip fajar.co.id di akun Twitternya, Senin (1/2/2021).
Mantan Wasekjend Partai Demokrat itu kemudian menyebutkan hanya ada satu orang di lingkaran Presiden Joko Widodo yang selama ini mengaku sebagai utusan istana.
“Publik sebenarnya hanya berurusan dengan 1 orang yang mengaku utusan istana karena kita semua punya kepentingan yang sama terhadap demokrasi dan kebebasan sipil,” sebutnya.
Soal, adanya kader dan mantan kader yang ikut dalam upaya kudeta Partai Demokrat. Rachland menegaskan akan menjadi masalah internal Demokrat.
“Adanya kader yang tergoda oleh bujuk rayu istana adalah masalah internal partai yang akan kami selesaikan brlakangan,” tegaskanya.
Di unggahan selanjutnya, Rachland lalu menyebut nama Kepala Staf Kepresidenan Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko.
“Selamat malam, Jenderal Moeldoko. Kalau tak mampu jadi the good, jangan jadi the bad, apalagi the ugly,” sebutnya.
Selamat malam, Jenderal Moeldoko. Kalau tak mampu jadi the good, jangan jadi the bad, apalagi the ugly.
Presiden ke-6 RI itu menyebut bahwa pernyataannya disampaikan kepada siapapun yang memiliki kekuasaan politik di segala tingkatan. SBY mengingatkan mengenai kepemimpinan yang bermoral.
“Bagi siapapun yang memegang kekuasaan politik, pada tingkat apapun, banyak cara berpolitik yang lebih bermoral & lebih beradab,” cuit SBY di akun Twitternya, Minggu (31/1/2021) malam. SBY juga merinci adanya tiga kelompok manusia dalam kepemimpinan.
“Ada 3 golongan manusia, yaitu “the good”, “the bad” & “the ugly”. Kalau tidak bisa menjadi “the good” janganlah menjadi “the ugly”. SBY,” tulisnya. (msn/fajar)
Sumber: www.fajar.co.id