JAKARTA– Ketua umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkap upaya kudeta terhadap kepemimpinan dirinya.
Melalui pernyataan resmi yang diterima fajar.co.id, Senin (1/2/2021) AHY menyebut pengambilalihan secara paksa kepemimpinan Partai Demokrat melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo.
Ironinya, gerakan tersebut telah mendapat dukungan dari sejumlah menteri dan pejabat penting, di bawah kaki tangan Jokowi, tambahnya.
Dengan demikian, dalam menindaklanjuti kasus tersebut, Partai Demokrat telah mengirimkan surat resmi kepada Presiden Joko Widodo.
“Karena itu, saya mengirimkan surat secara resmi kepada bapak presiden dengan harap mendapatkan konfirmasi terkait isu yang beredar di publik,” tegasnya, Senin (1/2/2021).
AHY bilang konsep dan rencana yang dipilih para pelaku untuk mengganti dengan paksa ketua umum yang sah, dengan menyelenggarakan Kongres Luar Biasa (KLB).
“Pelaku gerakan menargetkan 360 orang para pemegang suara, yang tentunya harus diajak dan dipengaruhi, dengan imbalan uang yang sangat besar,” sebutnya.
Sementara itu, Ketua Bappilu Partai Demokrat, Andi Arief dengan lantang menyebutkan nama Kepala Staf Kepresidenan Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko dalam upaya kudeta kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Banyak yang bertanya siapa orang dekat Pak Jokowi yang mau mengambil alih kepemimpinan AHY di demokrat, jawaban saya KSP Moeldoko,” kata Andi Arief dikutip fajar.co.id di akun Twitternya, Senin (1/2/2021).
Terkait, surat yang dikirim AHY kepada Presiden Joko Widodo guna mengkarifikasi kebenaran kabar tersebut. Menurut Andi Arief disebabkan Panglima TNI 2013-2015 itu menyebut nama Jokowi soal rencana kudeta.
“Kenapa AHY berkirim surat ke Pak Jokowi, karena saat mempersiapkan pengambilalihan menyatakan dapat restu Pak Jokowi,” ungkapnya. (MG2/Fajar)
Sumber: www.fajar.co.id