JAKARTA— Kudeta gagal terhadap Partai Demokrat oleh KSP Moeldoko memberikan untung besar bagi Demokrat dari sisi elektoral. Apalagi jika Demokrat memposisikan diri sebagai oposisi. Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI), Ali Rif’an mengatakan, apa yang dilakukan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan menyampaikan penemuan skenario kudeta, merupakan langkah politik cerdas.
Kata Ali Rif’an, isu gerakan kudeta yang mencuat dan mencatut nama KSP Moeldoko, tidak boleh dipandang sebelah mata. Apalagi, telah disebutkan nama-nama yang juga mengarah ke Menkumham, Menko Polhukam, bahkan Presiden Jokowi, turut dicatut memberi restu pada Moeldoko.
“Ini bagian dari antisipasi, kalau ada pihak eksternal apalagi dilingkaran kekuasaan itu mengerikan (bagi Demokrat). Sudah mahfum dualisme kepemimpinan partai, yang sah biasanya yang dapat Kemenkumham,” kata Ali Rif’an, Sabtu (6/2).
Keuntungan politik berikutnya bagi Demokrat, peristiwa politik ini dapat dijadikan momentum untuk mendapatkan keuntungan elektoral. Dalam situasi politik nasional seperti saat ini, Partai Demokrat bisa memposisikan sebagai partai oposisi menggantikan Partai Gerindra.
Pilihan itu, akan dapat meningkatkan elektoral partai karena bisa menampung para pendukung Gerindra dan Prabowo yang kecewa karena telah masuk ke pemerintahan. Menurutnya, penyebutan nama Jokowi saat mengumbar indikasi kudeta itu resonansi politiknya sangat tinggi terhadap publik.
“Momentum Demokrat mengambil posisi strategis sebagai partai oposisi. Yang disampaikan AHY memiliki dampak resonansi politik tinggi, menyebut Jokowi luar biasa daya ledaknya,” jelasnya. “Di posisi itu jelas mendapatkan keuntungan elektoral,” kata Ali.
Sementara Direktur Lingkar Madani (Lima) Untuk Indonesia, Ray Rangkuti kepada wartawan Jumat (5/2/2021) mengatakan, sejatinya, isu ini juga secara tak langsung menguntungkan AHY dan Moeldoko.
“Apakah Pak Moeldoko dirugikan dan AHY dirugikan? Enggak kalau bacaan saya, dua-duanya malah diuntungkan dengan peristiwa ini,” ungkapnya.
Untuk AHY, diuntungkan karena adanya isu tersebut akan membuat konsolidasi internal lebih ditingkatkan.
Sedangkan Moeldoko diuntungkan karena namanya disebut-sebut bakal maju sebagai capres di Pilpres 2024 mendatang. Keuntungan lain yang didapat Moeldoko adalah popularitas yang otomatis terdongkrak.
(rmol/ral/pojoksatu)
Sumber: www.pojoksatu.id