JAKARTA— Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng, mengeluhkan upaya kudeta terhadap ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang dilakukan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko. Andi mengatakan, kudeta yang dilakukan Moeldoko adalah praktik pada masa orde baru. Sebab, mengatasnamakan pemerintah untuk mengambil alih partai politik.
BACA JUGA: Pilpres 2024, Moeldoko akan Keok jika Melawan AHY
”Ini tidak bisa dibiarkan. Ini praktik-praktik gaya lama. Sejarah orde baru itu adalah sejarah pengambilalihan intervensi kepada partai-partai politik orang lain untuk kepentingan kekuasaan dengan kekuasaan dan uang,” ujar Andi dalam diskusi secara virtual di Jakarta, Sabtu (6/2/2021).
Andi juga mengaku aneh, Moeldoko yang bertemu dengan kader Partai Demokrat hanya untuk berbincang santai sambil ngopi. Padahal faktanya, dia merencanakan untuk kudeta terhadap AHY.
”Bilang hanya ngopi-ngopi. Ngopi-ngopi apa di kamar hotel? Kalau ngopi-ngopi tuh saya dengan teman-teman akrab, itu bisa dipahami, tapi kalau ngopi-ngopi dengan orang yang tidak dikenal apanya yang ngopi-ngopi,” kata Andi.
Oleh sebab itu, menurut Andi, yang dilakukan mantan Panglima TNI itu sudah kelewat batas. Sebab, mengatasnamakan pemerintah untuk merebut kekuasaan partai politik.
”Ini offside. Bukan hanya off-side, tapi ini kartu merah kalau di sepak bola, harus out,” tutur Andi.
Andi berujar, Moeldoko merencanakan melakukan kudeta terhadap AHY sangat matang. Sebab, dia sudah menyiapkan uang bagi para DPD Partai Demokrat yang setuju menggulingkan AHY.
”Kemudian masing-masing anggota DPD Demokrat dijanjikan uang dan diberikan persekot,” ucap Andi. (jpg)
Sumber: www.fajar.co.id