Yang kiri mundur terlalu jauh, sedangkan yang kanan benar-benar tidak bergerak atau macet.
Pergerakan sistem pengatur daya atau gas ini terekam dalam data yang dilaporkan KNKT pada investigasi awal kecelakaan pesawat.
Soerjanto mengatakan, anomali yang dialami sistem autothrottle belum bisa diartikan sebagai kondisi malfungsi.
“Mungkin gejala kerusakan ada di autrotottle, tapi kerusakan ada di tempat lain,” ujarnya.
KNKT saat ini sedang meneliti adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem autothrottle.
Menurut Seorjanto, penelitian ini melibatkan 13 komponen yang berhubungan dengan sistem pengatur kecepatan tersebut.
Kendati terjadi perubahan, Soerjanto mengatakan semestinya autothrottle tidak mempengaruhi penerbangan Sriwijaya Air saat itu.
“Harusnya logikanya mesin mati satu pun pesawat masih bisa terbang,” tuturnya.
(rm/pojoksatu)
Sumber: www.pojoksatu.id