Heboh Honorer Diberhentikan di Bone, Ini Fakta Perjalanan Kariernya

Minggu 14-02-2021,00:00 WIB

BONE — Hervina, Guru Honorer yang diberhentikan dari SD 169 Sadar kini hanya tinggal di rumah. Jika biasanya dalam sekali sepekan mengajar di sekolah, sekarang sudah di rumah menjaga dua anaknya.

Perjalanan karier sang guru honorer itu dimulai tahun 2005 silam. Tepatnya pada 16 Juli. Jumrang (saat itu Kepala Sekolah SDN 169 Sadar) mengeluarkan surat keputusan sebagai guru bakti atau sukarela.

Seiring berjalannya waktu, dia meninggalkan Desa Sadar. Desa yang berada 120 kilometer dari Kota Watampone. Daerah itulah yang berbatasan dengan Barru dan Soppeng. Mengikuti sang suami ke Kalimantan.

Persis apa yang disampaikan pihak Disdik Bone setelah menerima laporan dari Kepala UPT dan pengawas. Pernah terputus selama 5 tahun. Selama lima tahun itu dia berhenti. Namun, perempuan kelahiran 18 September 1986 itu membantahnya.

 

“Pada 2014 saya memang ke Kalimantan ikuti suami. Namun pada 2017 sudah balik dan kembali masuk mengajar karena nama saya masih ada,” aku Hervina saat ditemui di kediamannya, Sabtu (13/2/2021).

Hal itu dibuktikan dengan adanya Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Bone tentang penugasan guru non PNS. Dalam surat tersebut nama Hervina ditugaskan sebagai guru kelas SD Negeri 169 Sadar. Berlaku dari 2 Januari-31 Desember 2020. Ditandatangani langsung oleh Andi Syamsiar selaku Kepala Dinas Pendidikan Bone.

Namun, banyak spekulasi yang bermunculan terkait pemecatan ibu dua anak itu. Ada yang menyebutkan karena status di medsos, kesalahannya fatal karena sering tidak masuk sekolah, dan ada pula yang menyebutkan tenaganya sudah tidak dibutuhkan lagi.

“Guru honorer itu tidak sama dengan PNS, Pak. Guru honor dipakai sekali satu tahun. Kalau masih dibutuhkan diperpanjang lagi tahun berikutnya. Sekarang lagi pendataan kita. Boleh jadi jumlah murid berkurang akhirnya tidak dipakai lagi,” kata Sekretaris Disdik, Nur Salam, 9 Februari kemarin.

Versi Vina, dia tidak mengetahui sama sekali akan diberhentikan sebagai guru. Yang dia tahu hanyalah ada dua ASN perempuan yang baru masuk. Januari 2021 juga namanya dikeluarkan oleh operator dari Dapodik.

Sekaitan unggahan status di Facebook, baginya itu bukan masalah. Tetapi setelah terunggah hal itu juga yang membuat Jumrang menghubunginya melalui pesan singkat WhatsApp.

Dalam pesan tersebut ditanya untuk cari sekolah yang bisa gaji lebih banyak. Berhenti mengajar mulai Januari 2021. Kemudian diberi tahu juga akan diganti oleh Mursalam yang merupakan guru honorer di sekolah tersebut.

“Padahal saya mengunggah status hanya mengungkapkan rasa kesyukuran. Saya bersyukur sekali. Tidak ada maksud lain,” ujarnya, menunduk.

Ditanyakan soal keinginannya, dia masih tetap menundukkan wajahnya. 8 detik. Setelah itu dia menegakkan wajahnya. Berusaha tegar dan berharap agar adik-adiknya di Desa Sadar tetap mendapatkan pendidikan yang layak. Apapun keputusan dari pemerintah akan diterimanya lapang dada.

“Kalau masih diterima mengajar di sekolah saya siap. Kalau tidak diterima, tidak apa-apa juga,” bebernya dengan mata berkaca-kaca sembari menundukkan kembali wajahnya. (agung/fajar)

Tags :
Kategori :

Terkait