JAKARTA – Posisi Anies Baswedan saat ini sudah mulai terancam dengan kehadiran Tri Rismaharini. Bahkan, mantan Wali Kota Surabaya itu disebut berpotensi menggusur Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta di pilkada mendatang.
Hal itu merujuk pada hasil survei terbaru yang dirilis lembaga survei Median. Demikian disampaikan Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Faisol Riza dalam keterangannya kepada wartawan, di Jakarta, Jumat (19/2/2021).
“Survei Median menunjukan posisi Anies di Pilgub DKI sangat terancam,” ujar Faisol kepada wartawan, Jumat (19/2).
Perempuan yang kini menjabat sebagai Menteri Sosial itu, juga disebut Faisol berpotensi besar menjadi orang nomor satu di ibukota.
Sebaliknya, menurut dia, posisi yang sedang diperebutkan saat ini adalah posisi wakil gubernur. “Hampir pasti Gubernur DKI mendatang Risma. Sekarang yang diperebutkan adalah posisi wagub,” katanya dikutip dari JawaPos.com (jaringan PojokSatu.id).
Apalagi, jika nantinya benar-benar batal pembahasan UU Pemilu dimana Pilkada DKI akan digelar pada 2024. Sementara, masa jabatan Anies Baswedan akan berakhir pada 2022. Di sisi lain, Risma masih akan terus tampik sebagai Mensos setidaknya sampai 2023.
Kondisi tersebut diyakininya akan sangat berpengaruh pada elektabilitas Anies maupun Risma. “Pak Anies selesai 2022, panggung politiknya berkurang. Sementara Bu Risma masih menteri sampai 2023. Setahun akan berubah banyak,” ulasnya.
Diketahui, nama Tri Rismaharini atau Risma kian hari kian membuntuti Anies Baswedan dalam hasil survei sejumlah lembaga survei.
Hasil survei terbaru lembaga survei Median menunjukkan nama Tri Rismaharini berada tepat di bawah nama Anies Baswedan terkait Pilgub DKI Jakarta. Dalam hasil survei tersebut, Anies Baswedan masih memimpin dengan tingkat keterpilihan di angka 40,5 persen.
Sedankan Tri Rismaharini, tiba-tiba menguntit Anies di posisi kedua dengan elektabilitas mencapai 16,5 persen. Selanjutnya ada nama Basuki Tjahja Purnama atau Ahok (8,5 persen) dan Sandiaga Uno (3,0 persen).
Populasi survei Median ini adalah warga DKI Jakarta yang memiliki hak pilih dengan target sampel 400 responden, yang dipilih dengan teknik multistage random sampling. Waktu survei dilakukan pada 31 Januari-3 Februari 2021.
Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dan menjalankan protokol kesehatan. Margin of error survei ini +/- 4,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.(jpg/fajar)
Sumber: www.fajar.co.id