SENGKANG — Kurma merupakan buah yang istimewa bagi umat Islam. Kurma varietas barhee bakal panen akhir tahun ini di Kabupaten Wajo.
Kebun kurma yang diberi nama Serambi Madinah tersebut berlokasi di Desa Wewangrewu Kecamatan Tanasitolo, di atas lahan seluas 1 hektare.
Pemilik kebun, Andi Dahri Semmang, mengatakan, kurma varietas barhee dari Thailand tersebut ditanam pada pertengahan November 2016 lalu. Sebanyak 154 bibit berumur dua bulan, ditanam waktu itu.
“Dari 154 ada 3 bibit yang mati. Sekarang tersisa 151, terdiri jantan 10 pohon dan 141 pohon betina,” ujarnya, saat FAJAR menemuinya di lokasi perkebunan, Jumat, 19 Februari 2021.
Andi Dahri bercerita, bibit kurma didatangkan saat dia bertandang di negeri gajah putih tersebut. Kala itu bibit dibanderol seharga Rp1 juta per bibit. Didatangkan ke Wajo memakan waktu perjalanan selama seminggu melalui jalur laut.
“Mulai dari Bangkok, Thailand kemudian ke Medan dikarantina beberapa hari, dikirim ke Makassar barulah tiba di Wajo. Perjalanan pengiriman sekitar seminggu,” tuturnya.
Sebelum membeli bibit kurma, selama berada di Thailand, dia belajar dalam pengembangan buah yang kaya serat dan manfaat itu. Mulai dari pengolahan tanah, penanaman, proses mengawinkan, hingga melakukan panen.
“Penanaman ditata dengan jarak tanam 8 X 9 meter. Penyiraman sudah memakai sistem jaringan pipa, secara otomatis 151 pohon akan tersuplai air dengan maksimal,” jelasnya.
Kini beranjak empat tahun setelah ditanam, kurma diprediksikan akan berbuah dan hasilnya akan dipanen pada akhir tahun ini. Sejumlah pohon jantan sudah mengeluarkan serbuk sari.
“Kami sisa menunggu pohon kurma betina mengeluarkan bunga betina, setelah itu barulah kita akan melakukan penyerbukan. Bisa melalui bantuan hewan dan manusia,” urainya.
Lahan 1 hektare tersebut rencananya akan diperluas. Mengingat pohon kurma miliknya sudah menghasilkan begitu banyak tunas. Tunas yang mencapai umur 2 tahun terlebih dahulu di cangkok, setelah 3 bulan proses pemindahan sudah bisa lakukan.
“Harga tunas yang sudah di cangkok itu bisa mencapai Rp2 juta – Rp3 juta. Kelebihannya, apabila induknya berbuah, anakan juga berbuah,” jelasnya.
Anggota DPRD Wajo, Elfrianto menuturkan, perkebunan kurma milik mertuanya itu merupakan perkebunan terluas di Indonesia bagian timur. Di Indonesia perkebunan kurma hanya dihitung jari. Diantaranya, di Aceh, Pekanbaru, dan Palu.
“Kedepannya kebun kurma akan kami jadikan destinasi argo wisata di Sulsel,” ungkapnya.
Diatas lahan perkebunan akan dibangun sejumlah outlet. Buah kurma akan dibuat berbagai macam olahan, seperti permen dan manisan kurma.