JAKARTA – Jhoni Allen Marbun yang baru saja dipecat dari Demokrat menuding Ketum AHY hasil rekayasa SBY. Wasekjen DPP Partai Demokrat, Irwan Fecho, membantah tudingan ini. Irwan Fecho juga menaggapi sindiran Jhoni Allen Marbun yang menyebut AHY berhasil berada di puncak gunung tanpa harus mendaki.
“Metafora gunung oleh Bung Jhoni itu kekeliruan besar. Demokrat itu bukan gunung yang harus didaki. Lihat aja logonya bintang bukan gunung,” kata Irwan kepada wartawan, Senin (1/3/2021).
Menurut Irwan Fecho, kinerja AHY selama hampir satu tahun menjabat sebagai Ketum Demokrat sudah terbukti.
Dia menilai AHY telah menjawab apa yang dibutuhkan Demokrat. “Ketum AHY itu bintang bersinar. Jadi tidak mungkin yang bintang redup dipilih. Bintang bersinar dibutuhkan untuk menerangi jalan dan masa depan Demokrat,” jelasnya.
“Terbukti, sampai saat ini AHY dan Partai Demokrat dicintai rakyat dan kader-kader dari pusat sampai daerah. Jadi kehadiran AHY menjawab kebutuhan zaman dan Demokrat,” sebut Irwan.
Lebih lanjut, Irwan menegaskan bahwa tidak ada krisis kepemimpinan di Demokrat.
Yang ada di Demokrat adalah kader yang krisis moral dengan menarik-narik kekuasaan untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat.
“Tidak ada krisis kepemimpinan di Partai Demokrat. Yang ada krisis moral kader yang tidak bertanggung jawab. Krisis moral itu adalah dengan menarik-narik kekuasaan dan penggunaan uang untuk mengambil alih kepemimpinan sah Partai Demokrat,” tegas Irwan.
“Sampai sekarang AHY terbukti mampu mengkonsolidasikan kekuatan internal partai, mendongkrak elektabilitas Demokrat, tegas dalam memberikan reward dan punishment, responsif, serta konsisten dalam memimpin kader dan menjawab kebutuhan rakyat dalam masa krisis pandemi,” imbuhnya.
“Jadi masalah ini masalah bersama Majelis Tinggi Partai dan DPP, bukan hanya pada eksekutif partai, dalam hal ini ketum dan jajaran,” jelasnya.
Sebelumnya, Jhoni Allen juga menyinggung kongres Partai Demokrat yang mengesahkan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY sebagai ketua umum.
Menurut dia, terpilihnya AHY sebagai ketum adalah rekayasa SBY juga. “Selanjutnya pada kongres ke-V di Senayan, Jakarta, kembali SBY merekayasa tata cara kongres tidak sesuai sebagaimana mestinya. Pembahasan dan penetapan tata tertib acara tidak dilakukan di mana salah satu isinya membahas syarat dan tata cara pemilihan ketua umum. Selain itu, tidak ada laporan pertanggungjawaban dari ketua umum SBY,” ucapnya kepada wartawan.
“Setelah pidato ketua umum SBY, peserta kongres yang tidak punya hak suara diusir keluar arena kongres,” katanya.
“Semestinya, seluruh peserta kongres memiliki hak bicara. Padahal hak suara hanya digunakan pada saat pemilihan ketua umum atau perbedaan pendapat,” jelas Jhoni Allen.