JAKARTA– Hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Sibolangit, Kabupaten Deliserdang mengukuhkan Ketua Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebagai Ketua Umum periode 2021-2025, Jumat (5/3/2021).
Dalam KLB itu peserta kongres itu mengusulkan dua nama yakni Marzuki Alie dan nama Moeldoko sebagai calon.
Namun, Marzuki Alie mengundurkan diri dan dengan demikian secara otomatis menyatakan Moeldoko sebagai calon tunggal dan dinyatakan sebagai Ketua Umum DPP Partai Demorat hasil KLB.
Hasil KLB itu pun langsung dikomentari Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat.
“Tanggapan saya ATAS Penetapan Moeldoko sebagai ketua KLB ilegal: apakah Presisen boleh diimpeach oleh anggota DPR gadungan atau abal abal?,” tulis Andi Arief dikutip Fajar.co.id di akun Twitternya.
Tak sampai di situ, Andi Arief dengan tegas menyebut KLB itu ilegal dengan dasar tak dihadiri satupun Ketua DPC dan tanpa izin Majelis Tinggi Demokrat.
“Ketua dpd yang hadir 0, syarat 2/3 Ketua DPC yang hadir 0 persen ( dari dari Jumlah total 514 ketua DPC. TIDAK ADA ijin Ketua majelis tinggi. Jadi KlB dihadiri peserta Ghaib. KLB bukan hanya abal-abal tapi ghaib. Aya aya wae..,” sebutnya.
Sebelumnya, KLB Partai Demokrat yang disebut ilegal oleh DPP Partai Demorkat dipimpin oleh Jhoni Allen Marbun yang baru saja dipecat.
“Menimbang dan seterusnya, memperhatikan dan seterusnya, menetapkan Jenderal (Purn) DR Moeldoko sebagai Ketua Umum DPP Demokrat hasil kongres luar biasa periode 2021-2025,” kata pimpinan sidang yang dibacakan Jhoni Allen.
Moeldoko yang tak hadir di The Hill Hotel and Resost tempat lokasi KLB hanya memberikan sambutan lewat telepon. Dia mengatakan berterimakasih telah memilih dan mempercayakannya sebagai Ketua Umum DPP Partai Demorat.
“Saya berterimakasih, tapi sebelumnya ada beberapa pertanyaan saya kepada peserta forum, apakah pemilihan di kongres sudah dilakukan sesuai AD/ART partai?” kata Moeldoko.
Moeldoko juga menanyakan komitmen para kader dalam membesarkan partai. Dia berharap seluruh kader bersama-sama bahu membahu dalam situasi pandemi Covid-19.
“Apakah kalian siap membangun partai dan memegang teguh komitmen demi bangsa dan negara tanpa kepentingan pribadi?” tanya Moeldoko. (msn/fajar)
Sumber: www.fajar.co.id