JAKARTA — Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko yang baru saja dikukuhkan sebagai Ketua Umum Demokrat periode 2021-2025 versi Kongres Luar Biasa (KLB) Sumut, benar-benar tega dan berdarah dingin.
SBY ingat betul pernyataan Moeldoko satu bulan lalu yang mengaku pertemuannya dengan kader Demokrat hanya ngopi-ngopi, sekedar bincang-bincang biasa.
Ada pula yang punya keyakinan bahwa KSP Moeldoko pasti mendapatkan sanksi dari atasannya, karena ulahnya itu. Ada pula yang mengatakan KLB ilegal tersebut tak mungkin diberikan izin, dan pasti akan dibubarkan oleh pihak kepolisian. Apalagi dimasa pandemi seperti ini. Negara pun tak mungkin membiarkan dan membenarkan itu.
Semua pernyataan dan statement itu terbantahkan dengan kejadian hari ini. Presiden ke-6 RI itu menilai Moeldoko beserta sejumlah mantan kader Demokrat melakukan perebutan kepemimpinan yang jauh dari sikap kesatria dan nilai-nilai kepatutan.
“Hari ini sejarah telah mengabadikan apa yang terjadi di negara yang kita cintai ini. Memang banyak yang tercengang, banyak yang tidak percaya bahwa KSP Moeldoko yang bersekongkol dengan orang dalam benar benar tega dan dengan darah dingin melakukan kudeta ini. Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji, jauh dari sikap kesatria dan nilai nilai moral,” tutur SBY dalam konfrensi pers di kediamannya Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/3/2021) malam.
SBY juga menyinggung ikhtiar yang dilakukan putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang meminta atensi Presiden Joko Widodo tentang keterlibatan KSP Moeldoko dalam gerakan penggulingan kepemimpinan Partai Demokrat yang sah. SBY bahkan dengan rendah hati menyebut Jokowi sebagai ‘yang mulia’.
Sayangnya, lanjut dia, sebagian orang menganggap AHY sebagai ketua umum hanya mencari sensasi bahkan disebut cengeng.
“Banyak tanggapan yang bernada minir dan miring. Mereka mengatakan Demokrat hanya mencari sensasi, Demokrat hanya playing victim,” sebut SBY. (endra/fajar)
Sumber: www.fajar.co.id