JAKARTA— Ketua Bapilu Partai Demokrat Andi Arief menyebutkan aktor gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat adalah KSP Moeldoko.Menurut petinggi Demokrat ini, Moeldoko adalah orang yang beruntung dalam penumpukan kapital karena membangun koneksi dengan dunia bisnis cukup baik sejak masa TNI.
“Bagaimana Pak Moeldoko? Beliau figur TNI yang tidak begitu tertarik dengan ideologisasi dalam TNI. Posisinya selalu beruntung dalam TNI dan KSP, membuat beruntung dalam penumpukan kapital karena membangun koneksi dengan dunia bisnis cukup baik,” jelas Andi Arief di akun Twitternya @AndiArief_ID.
Melalui laman Twitter pribadinya, Senin petang (8/3) Andi Arief menyatakan bukan Marzuki Ali, Jhony Allen Marbun atau Darmizal yang menjadi aktor gerakan pengambilalihan Partai Demokrat.
Tapi KSP Moeldoko lah yang melakukan hal itu.
Andi Arief menyampaikan alasan atas tudingan itu.
Mula-mula aktivis ’98 itu mengungkapkan sosok Moeldoko merupakan figur TNI yang tidak begitu tertarik dengan ideologisasi TNI.
Ia kemudian mengulas sosok Edy Sudrajat, Sutiyoso, Wiranto, Susilo Bambang Yudhoyono, Luhut Binsar Pandjaitan, AM Hendropriyono dan Haris Sudarno.
Dalam analisa Andi Arief, nama-nama tersebut adalah jenderal yang menjadi saksi yang merasakan masa diktator orde baru ke demokrasi.
Salah satu imbas politiknya adalah mereka melahirkan berbagai partai politik. Cara itu, kata Andi Arief merupakan sikap politik yang adaptif.
“Di antara para jenderal ini miliki pemahaman dan kesimpulan berbeda tentang masa depan Indonesia,” demikian analisa Andi Arief, Senin (8/3).
Andi Arief juga mengulas tentang pribadi seorang TNI akan selalu berada tepat bersama masyarakat. Tuntutan TNI tidak berpolitik setelah dwi fungsi ABRI dicabut melahirkan figur TNI yang berbeda jalan.
Andi Arief kemudian menyebut Gatot Nurmantyo dan Agus Harimurti Yudhoyono yang kemudian muncul sebagai figur populer.
“15 tahun terakhir lahir dua generasi berbeda jalan, populisme Jend Gatot Nurmantyo dan tak terduga lahir dari pangkat mayor AHY. Jenderal Gatot bahkan jadi figur populisme yang percaya people power seperti di latin Amerika,” demikian ulasan Andi Arief.
Andi Arief kemudian menyebutkan Moeldoko sebagai mantan Panglima TNI adalah figur yang tidak tertarik pada ideologisasi TNI.
Selama bertugas, Andi Arief menilai Moeldoko memiliki kecakapan dalam membangun koneksi dengan dunia bisnis.