BPD Jambi yang akhir Maret kemarin telah berhasil meraih penghargaan “Asia’s Leader in SME Banking” dari IDC Financial Insights selalu berupaya untuk memberikan pelayanan yang semakin efisien dan efektif ke masyarakat.
Perkembangan ekosistem neo bank semakin berkembang ke depannya.
Hal ini tak bisa dilepaskan dari semakin berkembangnya ekosistem digital dewasa ini. Salah satu lembaga perbankan di Indonesia yang telah siap memasuki tren baru tersebut adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jambi (Bank Jambi). Bank Jambi yang pada akhir Maret kemarin telah berhasil meraih penghargaan dari perusahaan riset dan konsultan IT/bisnis internasional, International Data Corporation (IDC), untuk segmen UMKM dengan predikat “Asia’s Leader in SME Banking” ini terlihat sangat responsif dan proaktif dalam melakukan transformasi struktural dan pelayanan di bidang informasi teknologi.
Bank Jambi melihat kondisi industri keuangan atau perbankan saat ini sebagai sesuatu yang harus terus-menerus diperbarui agar tidak semakin ketinggalan zaman. Dengan demikian, Bank Jambi pun berpandangan bahwa lembaga bank konvensional sudah seharusnya meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanannya setingkat dengan neo bank melalui proses digitalisasi. Dan dengan sudah meluasnya layanan Bank Jambi di Provinsi Jambi, terutama sebagai anchor bank, Bank Jambi pun memposisikan dirinya sebagai partner kerja untuk neo bank. Langkah penting bagi Bank Jambi untuk tidak memposisikan dirinya sebagai pesaing layanan neo bank, namun tetap berkolaborasi bersama dalam memajukan perekonomian masyarakat Jambi, melalui ekosistem digital yang semakin berkembang ke depannya.
Bank Jambi yang salah satu fokus marketnya adalah ke segmen mikro, seperti salah satunya usaha mikro kecil menengah (UMKM) dapat dilihat sebagai kelebihan atau bahkan keuntungan di masa digital banking seperti saat ini. Terlebih lagi, layanan Bank Jambi untuk UMKM difokuskan pada keberlangsungan bisnis UMKM, yang mana tidak hanya dengan menyediakan produk-produk finansial semata, namun juga dengan penyediaan jasa-jasa bantuan lainnya, melalui kolaborasi dengan para supplier barang, fintech, e-commerce, dan pelaku industri.
Pendekatan kolaboratif ini tentunya berasal dari sifat Bank Jambi yang terbuka dengan perubahan dan hal baru, yang mana Bank Jambi sendiri juga telah menggandeng partner-partner yang dapat membantu Bank Jambi bertransformasi menghadapi tantangan sistem maupun infrastruktur dan jaringan.
Pemberian jasa finansial Bank Jambi ini akan membuka peluang kerja sama dengan neo bank atau bank-bank (digital) lainnya. Bank Jambi telah menyasar market mikro sejak Juni 2020, dan saat ini sudah memberikan hasil yang menjanjikan, bagi konsumen maupun pihak Bank Jambi sendiri. Bank Jambi telah melihat pentingnya menyasar market baru di Provinsi Jambi untuk meningkatkan eksistensi sebagai penyedia jasa finansial di daerahnya.
“Untuk menghadapi jasa pelayanan digital yang semakin meningkat kualitasnya dari pelaku finansial lain, seperti fintech, Bank Digital, dan neo bank, sekaligus untuk mempertahankan posisinya di pasar finansial perbankan di provinsi Jambi, Bank Jambi telah melakukan pemantapan sistem perbankan sejak 2015. Sistem dan infrastruktur telah di-upgrade untuk dapat menghadapi tuntutan perbankan dan digitalisasi yang semakin intensif,” ujar Direktur Utama Bank Jambi Yunsak El Halcon, kepada Infobank, beberapa waktu lalu. (adv)