JAMBIEKSPRES.CO.ID-Hubungan seks biasanya dilakukan bagi orang yang sudah menginjak umur dewasa. Lebih dikhususkan lagi bagi mereka yang sudah resmi menjalin pernikahan. Namun nyatanya, hal itu tidak berlaku bagi Papua Nugini.
Salah satu wilayah di negara itu punya tradisi unik yakni memperbolehkan melakukan hubungan seksual sejak umur 6 tahun.
Terdengar gila memang, tapi hal tersebut benar-benar terjadi di Laut Solomon, Kepulauan Kiriwina, Timur Papua Nugini.
Di mana masyarakat lokal lebih memilih dengan mewajibkan anak-anak melakukan hubungan seksual. Salah satu alasan utamanya, karena masyarakat setempat menganggap bahwa berhubungan intim merupakan tradisi yang sakral dilakukan.
Eits, berhubungan seksual yang dilakukan pun tidak sembarangan tetap ada aturannya. Aturan yang berlaku yakni penduduk yang masih berusia di bawah 10 tahun dilegalkan untuk berhubungan intim dengan lawan jenisnya.
Untuk anak laki-laki, mereka diperbolehkan melakukan hubungan seksual sejak usianya 8 hingga 12 tahun.
Sedangkan bagi perempuan, dianjurkan untuk melakukannya pada usia menginjak 6 sampai 8 tahun.
Yang lebih luar biasa lagi nih tipstrenners, sebelum dikawinkan atau berhubungan seks ternyata anak-anak tersebut mendapatkan semacam pelatihan pengetahuan berhubungan seksual.
Seperti misalnya bagaimana cara menggoda laki-laki. Tak tanggung-tanggung, warga desa sekitar bahkan sampai menyediakan sebuah gubuk khusus bernama Bukamatula.
Yang pastinya difungsikan bagi warganya untuk melakukan hubungan seks. Biasanya mereka akan melakukan hubungan suami-istri hingga matahari terbit.
Seperti dilansir dari laman Guardian, setelah melakukan ritual berhubungan seks para ibu dari kedua pasangan tersebut akan menyuguhkan kudapan camilan berupa ubi masak sebagai hidangan \"pernikahan\" dini tersebut.
Baik perempuan atau pria yang ingin tampil menarik dan mempesona di hadapan pasangan saat melakukan ritual ini, biasanya mereka bakal menggunakan sihir cinta yang dipercaya oleh penduduk setempat.
Anak-anak perempuan Trobriander yang berusia 6 tahun ke atas akan mengenakan aksesoris kerang yang diletakkan di pinggang sebagai bentuk kelas sosial mereka.
Jadi untuk masalah berhubungan seks saat usia anak-anak di Papua Nugini itu bisa dibilang tidak masalah ya. Wow! (PojokSatu)
Sumber: www.fajar.co.id