JAMBI – Keinginan Pemkot Jambi untuk melakukan uji Swab Polymerase Chain Reaction (PCR) mandiri akhirnya terwujud. Ini setelah Walikota Jambi, Syarif Fasha meresmikan penggunaan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) kota Jambi, Rabu (3/2). Peresmian dilakukan Wali Kota Jambi Syarif Fasha dan Wawako Maulana bersama kepala Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Provinsi Jambi.
Peresmian ditandai dengan pemotongan pita oleh Ketua BMPD Provinsi Jambi yang juga kepala perwakilan BI Provinsi Jambi, Suti Masniari Nasution. Tampak hadir Wakil Wali Kota Jambi, Maulana, Kepala OJK Provinsi Jambi, Kapolresta Jambi Kombes Pol Dover Christian, Dandim 0415/Bth Kol Inf Hadiyanto, Ketua DPRD Kota Jambi, Sekda Budidaya, serta beberapa kepala OPD Kota Jambi lainnya.
Disampaikan Fasha, keberadaan Labkesda Kota Jambi ini sangat mendukung dalam upaya menuntaskan penyebaran virus Covid-19. Pasalnya, sampel Covid-19 tidak perlu lagi numpang di Labkesda Provinsi dan RS Raden Mattaher.
“Saya inginkan Labkesda ini adalah solusi bagi Kota Jambi, yang selama ini mungkin banyak uji coba labor harus dibawa hingga ke Jakarta dan lainnya. Dengan diresmikannya Labkesda ini, hanya perlu di Kota Jambi saja,” kata Fasha.
Dirinya pun mengisahkan perjuangan Pemkot Jambi dalam mendirikan Labkesda beserta alat atau mesin uji PCR-nya. Saat itu, kata Fasha dalam membeli alat PCR ke luar negeri harus menggunakan jasa distributor resmi di Indonesia. Namun, nilainya berkali-kali lipat lebih mahal jika membeli sendiri yakni Rp 2,6 Miliar. Sementara, harganya sekitar Rp 400 juta.
“Tapi Kita tidak dibolehkan belanja ke luar negeri. Namun, jika pakai dana CSR boleh. Karena boleh, maka Saya kumpulkan dana CSR,” ujar Fasha.
Terkait dengan instrumen peralatan uji Swab, Pemkot Jambi mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, seperti Pemerintah Singapura (melalui Temasek Foundation) untuk dukungan bantuan pengadaan alat uji Swab PCR dan paling anyar adalah dukungan dari Forum CSR kota Jambi. Untuk membeli peralatan itu, Forum CSR Kota Jambi menyatakan kesiapan dukungannya untuk membantu Pemkot Jambi dalam mengadakan alat uji Swab PCR dan reagent untuk tes tersebut. Dukungan berupa hibah alat uji Swab, juga merupakan wujud bantuan Temasek Foundation yang memfasilitas pengadaan alat tersebut dari negara Singapura.
\"Diantaranya yang langsung mengeluarkan dana CSR adalah pihak Bank Jambi. Selanjutnya, Yayasan Kesejahteraan Sentosa, Kopi AAA dan beberapa pihak lainnya. Alhamdulillah, pagi ini (kemarin,red) kami meresmikan Labkesda kota Jambi sekaligus launching PCR yang memang salah satu Labkes yang memiliki perlatan lebih lengkap, yang selama ini kita Kota Jambi harus dikirim ke Jakarta, maupun ke tempat lain,” kata Wako Fasha didampingi Wakil Wali Kota Jambi, Maulana usai peresmian.
Lebih lanjut Fasha mengatakan, PCR serta peralatannya ini, proses pembeliannya juga dibantu oleh dana CSR yang dihimpun oleh BMPD yang diketuai oleh Kepala Perwakilan BI Provinsi Jambi. Kemudian FKJK yang diketuai kepala OJK Jambi, dari YKS, dan Transgasindo. Kemudian dari Hidayat Kopi AAA dan Bank 9 Jambi.
“Tetapi sekarang sudah ada di Labkesda ini. Mudah-mudahan ini bisa cepat dalam penanganan Covid terkait 3T,\" ujarnya.
Beroperasinya Labkesda ini akan mempercepat hasil tes tanpa harus antri lama di tempat lain. Karena Labkesda Kota Jambi, menggunakan alat PCR tercanggih. Dimana, hasil uji tercepat bisa keluar hanya 3 jam dan paling lama 7 jam.
Dirinya pun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
“Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan CSR ini, karena ini sangat bermanfaat. Kalau misalnya selama ini CSR memberikan sembako dan lain sebagainya, tapi ini digunakan untuk yang sangat lebih penting,” ujar Wali Kota Jambi dua periode ini.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Jambi, Ida Yuliati mengapresiasi semua pihak yang telah membantu beroperasinya Labkesda Kota Jambi.
“Selain untuk pemeriksaan laboratorium patologi klinik akan dioptimalkan untuk PCR. Selama ini Kota Jambi untuk PCR dikirim ke Jakarta, Palembang dan BP POM Jambi yang merupakan rujukan dari semua kabupaten di provinsi Jambi. Sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasil. Hal inilah yang dapat meningkatkan angka penularan secara cepat, sehingga masyarakat yang menunggu sampai berkeliaran dan tentu berbahaya karena dapat menyebabkan virus kepada keluarga orang lain atau kelompok,” ujar Ida Yuliati dalam sambutannya.