Until Today

Sabtu 24-04-2021,00:00 WIB

“Ciel,”

“Oooo…Ciellll,”

“Ciel mau Soheila beliin permen nggak?”

“Acielll, udah dong ngambeknya”

“Ciel, kan tadi lucu makanya Soheila ketawa.”

“Ciel! Udah nggak ngambeknya kalo nggak Soheila tinggal nih!”

“IYA! IYA!” Ucap Ciel dengan sewot pada Soheila, walau tidak dipungkuri dirinya menyukai usaha Soheila untuk merayunya berhenti marah, padahal Ciel merasa biasa saja setelah berlalunya drama singkat antara dirinya dan si nenek lampir. Kali ini Soheila mendapat seseorang yang sefrekuesi dengannya untuk menjuluki Mariana dengan sebutan \"nenek lampir\".

Soheila mengulum senyum, melihat tingkah Ciel yang merajuk seperti itu membuatnya gemas walau seharusnya Ciel tidak bertingkah laku seperti anak 5 tahun di usianya yang memasuki kepala tiga.

“Jadi kau sudah tidak marah lagi?” Tanya Soheila memastikan. Ciel hanya mengangguk sebagai respon, Soheila mencebikkan bibirnya kesal melihat respon Ciel, apa salahnya menjawab di banding hanya menganggukkan kepala.

“Soheila,” Panggil Ciel.

“Ya?” jawab Soheila.

“Sepertinya aku harus pergi,”

“Baiklah tunggu sebentar aku akan mengambil mantelmu,” ujar Soheila.

“tidak perlu hari ini, mari bertemu lagi besok. Kau mengembalikan mantelku dan aku akan mengembalikan kopermu.” Ujar Ciel.

“Ah, ya benar juga. Koperku kan masih ada padamu.”

Tags :
Kategori :

Terkait