“Arti benar: Kalau salat menghadap kiblat, seperti umumnya orang. Kalau tidak maksiat, menurut saya dapat Lailatul Qadar. Karena itu memang keresahan Nabi yang dijawab Allah, diberi bonus: ‘Umatmu, Mahammad, meski umurnya pendek, Ku-beri ibadah Lailatul Qadar’,” jelas Gus Baha.
Jadi, menurut Gus Baha, lailatul qadar itu adalah hadiah. Hadiah dari Allah. “Semua orang-orang saleh dapat, saleh kelas ringan juga dapat,” ujar Gus Baha serius.
Soal kapan lailatul qadar turun, Gus Baha menjawab, “Keyakinan saya, yang penting dicari, tapi yakin dapat saja,” jelasnya.
Gus Baha mengajak kita agar menjiwai dalam membaca hadis. Hadis tentang Lailatul Qadar menampilkan pesan bahwa Nabi bersungguh-sungguh di sepuluh akhir. Yang seharusnya digaribawahi adalah kesungguhannya itu, bukan pencariannya. (*)
Sumber: www.fajar.co.id