JAKARTA – Ada kesalahan pola pikir Natalius Pigai dalam menilai pelabelan teroris terhadap kelompok kriminal bersenjata atau KKB di Papua.
Setidaknya demikian yang ingin disampaikan pegiat media sosial Ferdinand Hutahaean terkait pernyataan Natalius Pigai. Dalam peryataannya melalui akun Twitter pribadinya, Pigai mengaitkan pelabelasan KKB teroris dengan Kristen.
Menurut Ferdinand, semestinya mantan komisioner Komnas HAM itu lebih banyak membaca undang-undang.
Sebab, tak ada satupun UU Terorisme di seluruh dunia dalam definisinya mengaitkan terorisme dengan agama dan suku tertentu.
“Meski terorisme ada yang dilakukan dan terjadi karena didasari pemahaman agama yang salah,” ujarnya kepada JPNN.com (jaringan Fajar.co.id), Jumat (30/4/2021) malam.
Dijelaskan Ferdinand, definisi terorisme adalah merupakan aksi kriminal yang dilakukan, baik oleh individu atau kelompok.
Dalam setiap aksi tersebut, juga menciptakan korban, kerusakan dan ketakutan yang luar biasa.
Selain itu, aksi terorisme juga memiliki motif atau tujuan tertentu. “Tidak ada di situ disebut agama atau suku,” tegas pria berlatar belakang advokat tersebut.
Karena itu, mantan politisi Partai Demokrat ini menolak keras pernyataan Natalius Pigai dalam cuitannya. “KKB Papua itu tak pernah bicara tentang Kristen meski mungkin mereka orang Kristen. Jadi, narasi Pigai ini sesat,” tegasnya lagi.
Ferdinand juga menekankan, bahwa KKB di Papua sama sekali tidak mewakili Kristen. Akan tetapi, mereka adalah kelompok yang ingin merdeka dengan menggunakan teror, pembunuhan dan ketakutan terhadap masyarakat sipil.
Aksi-aksi tersebutlah yang kemudian menjadi dasar pemerintah mengkategorikan KKB sebagai teroris. “Narasi Pigai ini bahaya, mengadu domba umat beragama di Papua dan Indonesia,” kecamnya.
Orang Kristen Sah Teroris
Untuk diketahui, sebelumnya Natalius Pigai menanggapi keputusan pemerintah yang menetapkan KKB di Papua sebagai teroris.
melalui akun Twitter pribadinya, Natalius Pigai mengaitkan pelabelan KKB teroris dengan Kristen.