Rekor Keluar Bandara

Rabu 26-05-2021,00:00 WIB

Wednesday, 26 May 2021

Akhirnya saya benar-benar traveling lagi ke luar negeri. Setelah lebih dari setahun. Menurut stempel di paspor saya, kali terakhir saya pergi adalah ke Australia pada Januari 2020. Dan ternyata, perjalanan ini terasa lebih praktis dan \"mudah\" dari dulu-dulu!

Perjalanan saya ini sudah direncanakan sejak akhir 2019. Saat saya dan beberapa sahabat dapat \"lotere,\" diterima boleh ikut Unbound Gravel (Dirty Kanza), ajang balap sepeda gravel 322 km dalam sehari di negara bagian Kansas, Amerika. Seharusnya kami tampil awal Juni 2020, sehingga semua tiket dan persiapan sudah di-book sejak awal 2020.

Sekalian \"pulang kampung,\" mengunjungi ayah dan ibu angkat saya ketika dulu ikut program pertukaran pelajar SMA di Kansas.

Pandemi menerpa. Race itu sempat ditunda lalu di-cancel, diundur hingga 2021. Tiket pesawat dan banyak booking-an lain hangus (sebagian atau total).

Baru Maret 2021 lalu, kepastian event di Kansas muncul. Kami pun siap-siap lagi. Dengan segala dinamika perkembangan pandemi di dunia, yang sangat bisa mengubah lagi segala rencana hingga last minute.

Kami plot berangkat dua minggu lebih sebelum event. Mengantisipasi karantina, seandainya diterapkan. Dalam dua bulan terakhir, kabar karantina atau tidak itu terus dinamis. Bisa tidak karantina, bisa 3-7 hari, atau ada potensi yang lain kalau sesuatu \"besar\" terjadi. Tergantung pula negara bagian tempat kami akan mendarat.

Karena event kami di Kansas, di tengah-tengah daratan Amerika, kami pun planning landing di tempat paling praktis dari sana. Sebisa mungkin tidak naik pesawat lagi setelah mendarat. Langsung sewa mobil, road trip ke sana.

Houston, negara bagian Texas, jadi tujuan. Naik penerbangan Timur Tengah, menghindari yang transit di kawasan Asia dan yang menyeberangi laut Pasifik. Terbangnya menyeberangi Eropa dan melewati pantai timur Amerika.

Lumayan, dari Jakarta terbang delapan jam. Transit hanya dua jam. Lalu terbang lagi 16 jam sebelum landing di Houston.

Ketika menunggu penerbangan di bandara Soekarno-Hatta menyempatkan podcast mengulas hasil balapan Grand Prix Monaco Formula 1.

 

Kenapa Houston? Satu, karena pada dasarnya \"segaris\" vertikal dengan Kansas. Naik mobil hanya sekitar sepuluh jam ke utara, melewati kota-kota besar lain seperti Austin, Dallas, lalu menyeberangi negara bagian Oklahoma sebelum masuk ke Kansas.

Dua, jujur, karena punya asumsi lebih simple masuknya. Texas, Oklahoma, dan Kansas semuanya negara bagian yang dipimpin Partai Republik. Yang dalam urusan pandemi ini image-nya lebih cuek dan lebih longgar.

Saat kuliah dulu, memang ada pelajaran untuk tidak boleh berasumsi. Dalam bahasa Inggrisnya \"assume,\" yang bisa dipelesetkan \"making an ass out of u and me\" alias \"malu-maluin kamu dan saya.\"

Tags :
Kategori :

Terkait