Behind: Impossible

Rabu 26-05-2021,00:00 WIB

 

Chapter 1: “Keken dan Sebuah Awalan”

-Kita itu peran utama dalam kisah kita masing – masing, tak perlu sungkan untuk bekerja sama dengan takdir dalam menulis sebuah kisah impian kehidupan masing - masing”

-KekendanKisahnya

“Keken, kamu itu kerja yang bener dikit dong!”

“Keken, mana artikel buat minggu ini!”

“Keken, liat lagi revisiannya!”

“Keken, coba liat kerjaan anak magang kamu, Kacau!”

Brak

Dengan kesal Keken melemparkan segala berkas dan arsip yang baru ia terima dari kepala Divisi bagian humas kantornya baru saja di meja kerjanya. Dirinya sudah terlalu muak dengan kepala divisi bagian kerjanya tersebut, bagaimana tidak sedari pagi kepala divisinya hanya memanggil namanya untuk melakukan segala pekerjaan yang bahkan beberapa sudah melenceng dari desc jobnya. Ingin protes namun ia masih karyawan bau kencur yang baru bekerja satu tahun di kantornya, berbeda dengan teman – temannya yang sudah hampir bekerja selama 3 – 4 tahun.

“yang sabar Ken, Danu emang sering gitu orangnya, nyebelin.” Ujar Mala, salah satu teman kerja Keken di kantornya, Mala lebih dulu 3 tahun bekerja sebelum Keken di perusahaan Keken bekerja sekarang. Selisih umur Mala dan Keken tidaklah jauh, hanya berbeda beberapa bulan saja yang membuat Keken dan Mala menjadi sahabat karib, belum lagi populasi wanita divisi humas ini sangatlah sedikit, hanya Keken, Mala, dan satu anak magang yang bernama Kinara yang bergabung satu bulan belakangan membuat Mala dan Keken lebih banyak menghabiskan waktu berdua dan semakin erat setiap harinya serta Tsana si wanita tomboy.

“Tapi Gue juga muaklah lama – lama diginiin, siapa coba yang tahan, semua kerjaan di limpahin ke gue,” Ujar Keken menggerutu melihat betapa banyaknya sekarang artikel yang harus ia baca dan revisi hari ini, langit sudah semakin petang, Keken yakin kali ini ia harus lembur.

“Ya udah sini gue bantuin,” Ujar Mala mengambil beberapa arsip dan berkas yang memuat artikel yang harus direvisi ulang. “Gue ambli bagian Doni ama Sanu aja ya, soalnya mereka juga udah minta tolong buat ngerivisiin bagian mereka, biasa lagi pada sibuk di lapangan tuh anak – anak,” jelas Mala lagi pada Keken.

“Gapapa, makasih udah ngebantuin gue,” ujar Keken, “Berarti gue tinggal ngerjain bagian Tsani sama Reno aja lagi. Untung aja bagian gua udah clear.” Lanjut Keken lagi mengecek pekerjaannya.

Selama beberapa saat, Keken dan Mala hanya berfokus pada layar komputer mereka masing – masing, menyelesaikan seruntutan artikel yang tiada habisnya setiap hari bukanlah hal yang mudah apalagi kali ini hanya Keken dan Mala yang mengerjakannya. Hingga suara Mala membuat fokus Keken pecah.

“Gila nih yang buat artikel, udah judul nggak masuk akal, kebanyakan typo, nggak nyambung pula isinya.” Ujar Mala melihat artikel yang kini ia revisi.

Tags :
Kategori :

Terkait