SURABAYA- Tresno jalaran soko kulino. Tresno jalaran soko ngglibet. Tresno jalaran soko sering curhat.
Tiga \"rumus\" di atas, semuanya terjadi di diri Karin, 31. Ceritanya, Karin ini sudah bersuami. Hanya saja, ia dan suaminya, Donwori, 32, sedang bermasalah.
Karin merasa kurang diperhatikan. Donwori lebih sibuk dengan bisnis konveksinya hingga dianggap lupa ada hati perempuan yang harus dijaga. Lupa ada tubuh perempuan yang harus dibelai dan diberi kasih sayang.
Karena kesepian, Karin meluapkan emosinya pada pekerjaan. Yang seharusnya jam 16.30 sudah pulang dari kantor, Karin malah melewatkannya. Bahkan hingga tengah malam, baru Karin pulang ke rumah. “Bikin emosi saya saja,” tegas Donwori.
Rupanya, Karin ini suka hangout dengan Donjuan, 35, teman sekantornya. Donjuan sebenarnya juga sudah punya istri. Bahkan, anaknya sudah dua. “Tapi dasar laki-laki, konco sak kantor yo diembat. Gak onok critane kucing gak doyan pindang nok ngarepe. Sudah pasti dimakan,” Donwori makin emosi.
Nah, Karin dan Donjuan rupanya tak sekadar hangout antar teman kerja. Donjuan menjadi tumpahan uneg-uneg Karin tentang Donwori. Persoalan rumah tangga yang seharusnya diselesaikan secara domestik, diumbar Karin ke Donjuan.
Donjuan juga tak kalah cerdas. Melihat rumah tangga Karin sedang oleng, ia menyediakan hati, pundak dan tubuhnya untuk menjadi tempat bersandar bagi Karin. Karin pun menemukan kenyamanan di situ. Hingga ia lupa statusnya sebagai seorang istri.
Bisa ditebak, hubungan Karin dan Donjuan sudah melebihi batas. Tiap hari ketemu, tiap hari makan bersama, tiap hari saling curhat, endingnya apa kalau bukan hubungan tabu atau terlarang? Singkat kata, Karin pun hamil. “Jelas saya emosi. Langsung dia saya talak,” tegas Donwori.
Dengan tegas Donwori tak butuh berpikir dua kali, tiga atau bahkan empat. Baginya, perempuan bersuami sampai hamil dengan laki-laki lain, pantas diceraikan. Pantas diajak berunding di meja Pengadilan Agama (PA) Klas IA Surabaya. “Mau bela diri apalagi?” tandasnya.
Kini, Karin hanya bisa menyesali diri. Donwori yang perawakannya lumayan, karirnya sebagai pengusaha konveksi juga tak buruk-buruk amat, telah menalaknya.
Karin hanya bisa menghadapi kenyataan: bertemu Donwori di PA. Karin hanya bisa menghadapi kenyataan: dia hamil dengan teman sekantornya. Karin hanya bisa menghadapi kenyataan: akan dia dinikahi Donjuan atau dilepas begitu saja. Sing sabar ya Mbak Karin. (*/opi)
(sb/gin/jay/JPR)
Sumber: www.fajar.co.id