JAKARTA — Wacana presiden tiga periode hingga kini masih kerap diperbincangkan. Presiden Joko Widodo sendiri telah menegaskan penolakan masa jabatan presiden menjadi tiga periode dalam amandemen UUD 1945.
Peneliti Politik Indonesia, Saiful Mujani, mengakatan, pembatasan masa jabatan presiden dua periode merupakan amanat Reformasi.
Menurutnya, jika tak ada gerakan Reformasi yang dilakukan, orang biasa seperti Jokowi pastinya sulit untuk bisa terangkat menjadi pucuk pimpinan negara di Indonesia.
“Betul Pak @jokowi Yang punya pikiran agar anda sekali lagi jadi presiden menjerumuskan. Pembatasan masa jabatan presiden hanya 2 kali itu amanat reformasi. Kalau tidak ada reformasi, tidak mungkin orang biasa seperti bapak bisa jadi presiden,” cuitannya dalam akun twitternya @saiful_muj***, Sabtu, (12/6/2021).
Selain itu kata dia, pihak yang ingin masa jabatan presiden menjadi tiga periode hanyalah pihak yang akan merumuskan Jokowi.
“Betul pak @jokowi siapa yang berpikir agar anda jadi presiden 3 kali? penumpang gelap, menjerumuskan pak,” ujar pimpinan lembaga survey Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) ini.
Sebelumnya Jokowi telah menyebutkan, pihak yang menginginkan presiden tiga periode, baginya ada tiga makna. Pertama, pihak yang ingin menampar mukanya.
Kedua, ingin mencari muka. Kemudian ketiga, ia menilai pihak tersebut ingin menjerumuskannya. (selfi/fajar)
Sumber: www.fajar.co.id