Behind: Impossible

Senin 14-06-2021,00:00 WIB

“Nggak, yakali lo mati secepat itu, malaikat aja ogah mau deket – deket lo!” Ucap Danu yang tak habis pikir, padahal Kirana baru sadar dan bagaimana bisa dirinya langsung mendebat begitu saja.

“emang lo siapa? Tuhan? Sok tau malaikat nggak mau deket gue!” Ucap Kirana kesal, “Liat noh diri loh, tuhan aja udah kagak kebilang lagi nyesel banget nyiptain manusia kayak lo.” Lanjutnya lagi.

“Suka suka lo aja, gue makan, tahan tuh kelaparan.” Kesal Danu, dan segera memakan makanan yang harusnya ia belikan untuk Kirana tadi.

Awalnya Kirana mencoba tidak peduli pada makanan yang dimakan Danu, namun tubuhnya tidak seirama dengan egonya, suara perutnya yang lapar terdengar jelas menggema di Kamar Danu.

Kruyuk~~

Danu yang mendengarnya tertawa pelan, sedang Kirana memalingkan wajahnya tak ingin melihat Danu, terlalu malu untuk mengaku bahwa dirinya sangat lapar saat ini, jelas mengapa ia lapar karena waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam.

“Tadi aja sok nolak!” Ujar Danu, “Nih, makan!” Ujar Danu memberi bungkusan lain pada Kirana. Dengan ogah – ogahan Kirana menerima apa yang diberi Danu dan memakannya. Saat Kirana menunduk ingin makan, tiba – tiba lehernya terasa sakit sekaligus kram disaat yang bersamaan.

“Akh,” Rintih Kirana sambil memegangi lehernya, “Sakit,” gumam Kirana pelan namun masih dapat didengar oleh Danu. Danu yang melihat Kirana merasa sakit di area lehernya segera mengambil handuk dan air hangat.

“Kenapa baru sekarang sih ngerasaiin sakitnya, tadi aja nggak.” Batin Kirana dalam hati. Kirana memejamkan matanya sambil mendongkakkan kepalanya ke atas guna mengurangi rasa sakit di sekitar lehernya. Tiba – tiba Kirana merasa handuk hangat melingkar di lehernya, segera Kirana membuka matanya dan terlihat wajah Danu yang hanya berjarak beberapa inci dari wajah Kirana.

Danu telaten melilitkan handuk hangat tersebut pada Kirana, namun karena trauma dengan cekikan Danu Kirana memejamkan matanya dan memohon. “tolong jangan bunuh gue,” Mohon Kirana.

Mendengar perkataan Kirana membuat gerakan Danu terhenti, Danu memandang wajah Kirana dengan seksama, mata terpejam dengan raut wajah ketakutan. Ada perasaan asing yang tidak bisa Danu jelaskan sedari dulu saat melihat Kirana, bahkan dari pertemuan pertama mereka.

“Cantik,” gumam Danu pelan tanpa suara kala memandang Kirana, tersadar dengan perkataannya, Danu segera menggelangkan kepalanya pelan guna mengusir pikirannya. Danu menghembus wajah Kirana.

“Lo belum boleh mati sekarang!” ujar Danu kembali melanjutkan lilitan handuknya yang terhenti tadi.

Kirana membuka matanya pelan – pelan bersamaan dengan Danu yang sudah menyelesaikan lilitannya di leher Kirana.

“Karena lo masih butuh,” gumam Kirana pelan, namun masih terdengar oleh Danu.

“Karena itu lo harus hidup buat ngejawab pertanyaa gue,” Ujar Danu, “Apa yang lo tahu tentang Veera?” Tanya Danu lagi.

Tags :
Kategori :

Terkait