JAKARTA – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo masih menjadi salah satu nama kandidat capres potensial untuk Pilpres 2024 mendatang.
Kendati sekalipun pintu pencapresannya melalui PDIP dipastikan tertutup.
Namun, bukan berarti kesempatan Ganjar untuk bisa berkontestasi memperebutkan kursi orang nomor satu di Indonesia itu menjadi mustahil. Demikian setidaknya yang ingin disampaikan pengamat politiik Asrinaldi kepada JPNN.com (jaringan Fajar.co.id), Rabu (16/6/2021).
Menurutnya, jika Ganjar maju sebagai capres, sebaiknya memilih sosok cawapres dari kalangan partai nasionalis religius, jika diusung oleh PDIP.
Menurut Asrinaldi, hal ini lantaran Ganjar tidak bisa mengesampingkan pemilih-pemilih yang mayoritas beragama islam.
“Dia sadar bahwa pemilih-pemilih beragama Islam tentu akan berusaha memilih partai yang ada warna Islam,” jelasnya.
Dosen Ilmu Politik Universitas Andalas itu mengatakan, hal ini terbukti saat Jokowi menjadi presiden di periode kedua.
Saat itu, Jokowi dipasangan dengan KH Ma’ruf Amin sebagai wakilnya dan menjadi pemenang Pilpres 2019.
Namun, jika Ganjar memilih pendamping dari kalangan lain, otomatis akan sulit merengkuh suara pemilih yang mayoritas beragama Islam.
“Tanpa melibatkan orang yang punya massa agama dalam konteks ini Islam, sulit sekali menang,” ulasnya.
Pilihan Generasi Milenial dan Gen Z
Dalam survei terbaru Center for Political Communication Studies (CPCS), didapati Ganjar Praowo menjadi yang teratas mendapatkan dukungan dari generasi milenial dan Gen Z.
Dalam survei tersebut, Ganjar Pranowo menjadi yang teratas dengan elektabilitas mencapai 17,7 persen. Disusul Ridwan Kamil di posisi kedua dengan 16,0 persen.
Sementara, Prabowo Subianto berada di posisi ketiga dengan elektabiliyas 12,8 persen.
Baru kemudian ada nama Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang berselisih cukup tipis. Keduanya memiliki elektabilitas 7,6 persen dan 7,3 persen.