SAROLANGUN - Keberadaan PT. Sari Aditya Loka (SAL) yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, sangat membuat masyarakat setempat terbantu, terutama bagi Suku Anak Dalam (SAD), dimana pihak perusahaan selalu menyalurkan bantuan melalui Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial kepada masyarakat sekitar.
Bersama Babinsa, Serda Husni Tamrin
Temenggung Nangkus, saat bertemu dengan wartawan Jambi Ekspres menceritakan, bahwa dirinya bersama dengan Suku Anak Dalam lainnya, selalu mendapat bantuan dari pihak PT. SAL, seperti bantuan beras dan sembako setiap bulan, bantuan pendidikan bagi anak sekolah hingga jenjang tertinggi dan bantuan kesehatan bagi warga SAD.
Bertemu dengan Kades Bukit Suban, Mujito
\"Sejak PT. SAL ada di Kecamatan Air Hitam, sebenarnya kami selalu dibantu untuk mendapat hidup yang layak. Hanya saja, terkadang warga SAD tidak bertahan lama disuatu tempat, dan ada yang masih berpindah-pindah,\"kata Temenggung Nangkus.
Ditempat yang sama, warga SAD lainnya yakni H. Zailani, yang sebelumnya dikenal sebagai Temenggung Tarip, dari tahun 1986 hingga 2010 menceritakan, bahwa saat PT. SAL mulai beraktifitas sekitar tahun 1996, warga SAD sudah mendapat perhatian dengan cara diberi lahan seluas 50 Kapling atau 100 hektar tanah untuk 50 Kepala Keluarga warga Suku Anak Dalam.
\"Namun karna kami tidak menggerti, waktu itu lahan yang diberikan perusahaan kepada warga SAD, kami jual kepada masyarakat. Selanjutnya, pada tahun 2002, pihak perusahaan kembali menebus lahan tersebut dan kembali memberikannya kepada kami (SAD) untuk dikelola,namun, lahan tersebut dijual kembali,\"kata H. Zailani yang sebelumnya sebagai Temenggung Tarip.
Namun, pihak perusahaan terus melakukan pembinaan dan berusaha memperhatikan warga SAD, dimana tahun 2008, PT. SAL memberikan kontribusinya dengan cara yang berbeda, yakni dengan memberikan bantuan berupa biaya pendidikan bagi anak SAD yang ingin sekolah serta menyediakan satu unit mobil ambulance khusus jika ada masyarakat SAD yang sakit.
\"Jadi, kalau ada anak kami yang mau sekolah hingga jenjang tertinggi, semua biaya ditanggung oleh PT. SAL, begitu juga kalau ada yang sakit, kami mendapat bantuan saat dirawat hingga sembuh dan semua biaya perobatan ditanggung PT. SAL. selain itu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, setiap bulannya kami diberi bantuan berupa beras dan sembako,\"akunya.
\"Perhatian PT. SAL kepada kami warga SAD sudah lebih, jadi kami berharap, kami warga SAD Air Hitam tidak lagi di adu domba dengan warga SAD lainnya, dengan cara-cara yang menyatakan kami tidak mendapat perhatian dari pihak perusahaan atau ada gesekan dengan pihak PT. SAL,\"pintanya. Ia menjelaskan bahwa kelompok SAD yang diceritakan menuntut lahan itu sebenarnya pendatang dari Makekal, Kejasung, Bangko dll bukan asli dari Air Hitam.
Ditempat terpisah, Mujito, selaku Kepala Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun saat ditemui diruang kerjanya mengatakan, bahwa hubungan PT. SAL dengan masyarakat sekitar, hingga saat ini masih dalam kondisi terjalin dengan baik, dan tidak pernah ada gesekan ataupun konflik.
\"Jadi kehadiran pihak perusahaan yaitu PT. SAL di desa Bukit Suban, sangat membantu masyarakat, terutama bagi warga SAD yang bermukim di desa Bukit Suban,\"ujarnya.
Saat ditanya mengenai isu adanya konflik antara warga SAD dengan pihak perusahaan, Mujito, Kades Bukit Suban membantah keras pernyataan itu. Dirinya memastikan hubungan PT. SAL dengan masyarakat sekitar tidak ada permasalahan. Ia juga mengatakan, “tidak ada SAD yang tinggal di kebun inti, kalo di kebun masyarakat memang ada.”