“LO!”
“LO”
“BACOTT KALIANN!!!” Kesal Magenta, hanya saja Magenta tak benar – benar mengutarakannya, perkataanya hanya sampai di kerongkongannya, tidak ke mulut. Dan lagi – lagi dirinya pasrah ada di tengah perdebatan Jeje dan Cipta yang sama sekali tak berguna. Setidaknya, dilingkar persahabatan mereka yang gila, masih ada Magenta yang hidup sebagai manusia dengan otak dan tingkah laku yang wajar.
Ingat! Hanya Magenta!! (*)
Bersambung