Selasa 03-08-2021,00:00 WIB

“What are you doing? This will be a waste of time,” Ujar Phylan sarkas menatap Cipta angkuh.

“Really?” Tanya Cipta masih fokus mengompres lebam kebiruan yang ada di wajah Phylan setelah berhasil memberi salep pada luka di wajah Phylan, “Is Self-Care a waste of time?” tembak Cipta tepat sasaran, menyindir Pyhlan hingga terdiam.

Cipta fokus dengan kegiatan mengompresnya, hening beberapa saat, hingga suara cipta terdengar, “Whatever the problem, never let yourself get hurt just like that. Struggle a little, even if you lose, you don’t lose as a loser. If you can’t respect yourself, how will people respect you?

Mendengar perkataan Cipta, Phylan hanya diam, semua perkataan Cipta sungguh membuat Phylan tertohok, hingga ia tak dapat membalas perkataan Cipta. Phylan merasa sakit dengan segalanya, terutama papanya, bagaimana ia tertekan selama ini untuk mewujudkan keinginan papanya. Phylan ingin menangis, namun ia adalah laki laki yang rasanya pantang menangis, sedari tadi, Phylan menahan air matanya tumpah di depan Cipta, sayangnya Phylan tidak sekuat itu. Phylan terisak pelan, kini Cipta mengetahui banyak kelemahannya, dan Cipta menjadi satu – satunya yang tahu bahwa ia benar – benar terluka dengan keadaan yang selalu memaksanya terlihat baik – baik saja.

“Crying doesn’t mean you’re weak. And besides, there’s no rule that a boy shouldn’t cry. Crying won’t fix everything, but at least it makes you feel good. Cry if you need to, don’t hold it in, because it’s like poison if you don’t let it out,”

Cipta menepuk punggung Phylan pelan, “Everything’s will gone be okay bro,” Tandas Cipta akhirnya dengan senyum seceria matahari. Melihat Cipta membuat perasaan Phylan cukup merasa lebih baik, bertepatan dengan itu Aksel keluar dari kamar mandi dan menatap Cipta serta Phylan bingung, melihat eksperesi Aksel mengundang tawa Cipta yang menimbulkan senyum tipis di bibir Phylan. Cipta segera mengambil handuknya dan bergegas menuju kamar mandi, namun sebelum Cipta sempurna memasuki kamar mandi Phylan memangilnya.

“Cipta?”

“Ya?”

“Thankyou” ujar Phylan tulus, mendengarnya Cipta tersenyum senang, “Ever heard of something like this? Today might be a bad day, not a bad life.” Ujar Cipta, menjadi penutup percakapannya dengan Phylan malam ini.

Untuk merasa dicintai, kita tidak butuh seseorang yang selalu ada bersama kita, atau seseorang yang menghabiskan lama waktnya dengan kita, karena pertemuan tak terduga dengan seseorang yang bahkan tak pernah kita sapa apalagi kita jumpai, bisa saja menjadi orang yang paling tulus memberikan cinta dan peduli pada kita, asing itu akan selalu terasa, namun saat kita menyadarinya, ada momen sesaat dimana kita menyadari bahwa kita butuh hal yang sama namun mendapatkannya dari orang yang berbeda. Semesta dengan kehidupannya tak pernah berubah, penuh drama dalam memainkan takdir manusia.

Tidak mebenarkan, tidak juga menyalahkan, seperti sebuah perasaan tak terima namun ingin mendapatkan. (*)

Bersambung

 

 

 

 

Tags :
Kategori :

Terkait