JAKARTA-Pengamat politik, Philipus Ngorang, memberikan pendapat terkait survei Charta Politika yang menyebutkan bahwa nama Ketua DPR, Puan Maharani, tak masuk 10 besar simulasi elektabilitas. Menurut Ngorang, hal tersebut tentu sangat wajar.
“Masyarakat sedang berjuang melawan pandemi, jadi tak mungkin mau memikirkan Pemilu 2024,” ujarnya, Jumat (13/8/2021).
Ngorang bahkan menilai bahwa respons negatif dari warganet perihal baliho Puan juga dapat dimaklumi. “Masih banyak rakyat yang kesusahan saat ini, tidak perlu pasang baliho dulu,” ungkapnya.
Pengajar di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie itu pun memberikan saran kepada Puan untuk mambuat elektabilitasnya bisa naik.
Hal tersebut adalah memperbaiki kinerjanya sebagai pejabat pemerintahan. “Kalau mau naik elektabilitasnya, tunjukkan kinerja politik yang riil,” ungkapnya.
Seperti diketahui, Charta Politika Indonesia sebelumnya mengeluarkan survei nasional tentang Evaluasi Kebijakan dan Peta Politik Masa Pandemi yang dilaksanakan pada 12-20 Juli 2021.
Salah satu di antara hasil survei itu terkait elektabilitas tokoh-tokoh yang berpeluang maju pada Pilpres 2024. Dalam survei tersebut, nama Puan Maharani tidak masuk dalam 10 besar simulasi elektabilitas dengan banyak nama tokoh politik. Puan hanya menduduki peringkat 17 dari 36 nama dengan suara 0,7 persen. (genpi/jpg/fajar)
Sumber: www.fajar.co.id