Setelah ini ingatkan Ginanja untuk mencuci otak Mbak Senja agar tidak sembarang memukul orang, dan kali ini mengapa harus Ginanja yang menjadi korban salah sasaran. Ginanja lupa, jika dirinya dan malam bukanlah dua hal yang dapat dijadikan teman, mengapa harus setiap malam ia merasa sial, sebelum kesadarannya benar – benar ditenggelamkan oleh kegelapan, Ginanja menyempatkan dirinya untuk mencaci maki Malam, inginnya Mbak Senja namun Ginanja tidak ingin mendapat predikat adik durhaka.
“Malam sialan!” Batin Ginanja. (*)
Bersambung