JAMBI - Salah satu faktor yang menjadi penyebab bencana banjir adalah terjadinya pendangkalan daerah aliran sungai. Hal tersebut karena banyaknya material sedimen seperti lumpur, pasir atau sampah yang mengendap di dasar sehingga sungai atau danau menjadi dangkal.
Hal tersebut menyebabkan berkurangnya kapasitas untuk menampung air saat musim penghujan. Untuk itu, pengerukan atau pengangkatan material sedimen di daerah aliran sungai atau danau ini harus dilakukan. Namun, karena sungai dan danau memiliki jarak geografis yang sangat luas maka pengecekan sedimentasi secara manual menjadi tidak efektif dan efisien.
Oleh karena itu, pt. Datascrip sebagai authorized distributor CHCNAV di Indonesia menghadirkan solusi perangkat survei APACHE 3 yang dapat memetakan kondisi kedalaman bawah air dan juga perhitungan sedimentasi bawah air secara otomatis. Dengan solusi ini, pengukuran dan pemetaan kondisi sedimentasi bawah air dapat lebih efektif, efisien dan akurat.
Marketing Manager pt. Datascrip, Danang Kurniawan menyebutkan CHCNAV APACHE 3 berupa perangkat Unmanned Surface Vessel (USV) atau kapal tanpa awak yang ringkas dan sangat mudah dioperasikan. Metode survei dengan USV merupakan sebuah terbosan teknologi dalam pekerjaan batimetri dan pemetaan hidrografi. Pengguna dapat melakukan survei dari jarak jauh dengan remote control, dari tepi sungai atau danau. “APACHE 3 dapat bekerja secara otomatis hingga rentang jangkauan 2 Km untuk mengirim data kedalaman di bawah permukaan air,” sebutnya.
Perangkat ini dilengkapi dengan teknologi sensor Single Echo Sounder untuk melakukan pengukuran kedalaman dari 0,15m - 200m. Data yang ditangkap oleh sensor bisa langsung dikirim dan dilihat secara real time kinematic melalui software HydroSurvey dari CHC. Sensor yang ada pada USV APACHE 3 ini telah terkoneksi dengan Global Navigation Satelite Systems (GNSS) dan sensor arah sehingga dapat beroperasi secara otomatis dengan lancar. Selain itu, perangkat ini juga dibekali sensor IMU memungkinkan survei tanpa gangguan sinyal seperti saat USV melintas di bawah jembatan, bahkan jika digunakan pada kondisi perairan yang arus atau aliran airnya deras dan tidak beraturan sekalipun.
Pengguna dapat menghemat waktu karena USV APACHE 3 dibekali dengan motor penggerak berkecepatan 7.000 rpm yang dapat melaju hingga kecepatan 5 meter per detik. Data diproses dan diekstrasi dengan menggunakan software HydroSurvey untuk menyiapkan model 3D yang akan digunakan sebagai referensi dasar dalam menilai kandungan lumpur atau tingginya sedimentasi yang akan dihilangkan.
USV APACHE 3 juga dilengkapi kamera CCTV 360 derajat sehingga pengguna bisa tetap melihat dan merekam area sekitar pada saat pengukuran. USV ini didesain khusus dengan lapisan titanium anti korosi, serta baling-baling motor yang tertutup untuk melindungi dari lilitan benda. Teknologi sensor anti-collision juga memberikan perlindungan sehingga terhindar dari benturan objek yang ada di depannya. Selain itu, USV APACHE 3 juga sudah memiliki fitur Auto Return sehingga saat pekerjaan sudah selesai akan kembali ke jalur awal secara otomatis.
Bencana banjir di Indonesia salah satu faktor penyebabnya adalah permasalahan sedimentasi bawah air di sungai atau danau yang fungsinya sebagai tempat penampung air hujan. CHCNAV APACHE 3 menjadi solusi yang tepat untuk melakukan perencanaan dan pemetaan daerah aliran sungai dan danau dalam proses pengerjaan normalisasi guna mencegah bencana banjir. “Proses pengambilan data dapat dilakukan secara efektif, efisien dan akurat. Dengan begitu bisa digunakan untuk pencegahan bencana banjir, bahkan dapat digunakan juga untuk kebutuhan pendataan kondisi bawah air dalam pekerjaan konstruksi di area perairan, maupun informasi peta batimetri untuk navigasi laut dan juga kebutuhan penlitian yang terkait bencana hidrologi,” jelas Danang Kurniawan. (*/kar)