Ia menyelesaikan PhD dalam bidang Sosiologi di Faculty of Social Sciences and Humanities, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) danmagister dalam bidang Sosiologi di Universitas Indonesia (UI).
Musni Umar pernah mengikuti program pasca sarjana ilmu politik di UNAS dibawah bimbingan Prof Dr Deliar Noer dan Prof Dr Sutan Takdir Alisyahbana, namun tidak sampai selesai.
Ia menempuh pendidikan sarjana (S1) di Perguruan Ilmu Alqur’an (PTIQ) dan sarjana hukum di Universitas Islam Jakarta (UUD). Musni Umar memperoleh gelar Adjunct Profesor dari Asia e University, Malaysia.
Semasa menjadi mahasiswa, pernah menjadi Ketua Umum Dewan Mahasiswa, aktivis HMI dan aktivis mahasiswa 77/78. Pernah mendekam di penjara “Kampus Kuning” bersama AM. Fatwa, Arief Rachman, pimpinan dewan mahasiswa/senat mahasiswa Jakarta serta pimpinan ormas mahasiswa dan pemuda serta tokoh masyarakat tahun 1978.
Memulai berkarir di swasta sebagai karyawan dengan jabatan terakhir Industrial Relations Manager. Kemudian keluar dan mendirikan perusahaan sendiri dan menjadi Direktur Utama.
Di akhir pemerintahan Presiden Soeharto, Fahmi Idris dan Fadel Muhammad mengajak bergabung di DPP Golkar dengan jabatan sekretaris departemen koperasi dan wiraswasta merangkap anggota koordinator bidang ekonomi.
Pemilu 1997 terpilih menjadi Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sulawesi Tenggara (PAW) dari Fraksi Partai Golkar.
Pada saat menjadi anggota DPR RI, Musni Umar mendirikan Pondok Pesantren Hubbul Wathan di Desa Toli-Toli Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, dan menjadi Ketua Dewan Pembina Yayasan Pondok Pesantren Hubbul Wathan sampai sekarang, serta memberi beasiswa puluhan anak-anak miskin untuk melanjutkan pendidikan.
Setelah selesai di DPR RI, Musni Umar melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia (UI) dan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Malaysia.
Pada masa pemerintahan SBY, Musni Umar dipilih menjadi anggota merangkap juru bicara Eminent Persons Group Indonesia-Malaysia bersama Prof Dr Quraish Shihab, Des Alwi, Ali Alatas, Pudentia, dan Wahyuni Bahar dengan Ketua Jenderal TNI Purn Try Sutrisno.
Pada tahun 2015, Musni Umar diangkat menjadi wakil rektor bidang akademik Universitas Ibnu Chaldun.
Gebrakan yang dilakukan antara lain memberi beasiswa tamatan SLA sebanyak 200 orang dari kalangan tidak mampu yang bermukim di kawasan padat, kumuh dan miskin di Johar Baru Jakarta Pusat untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Ibnu Chaldun.
Aktivitas lain, melakukan penelitian dan menjadi narasumber di berbagai stasiun TV, serta menjadi pembicara di dalam dan luar negeri.
Ia juga tercatat sebagai anggota Dewan Pakar Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI).
Musni Umar telah menulis puluhan buku dan ratusan jurnal dan artikel. Tahun 2021 akan meluncurkan 6 buku yang sudah di edit (disunting). (pojoksatu)
Sumber: www.fajar.co.id